kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

ESDM kaji ulang proposal Blok Masela


Kamis, 08 Oktober 2015 / 13:21 WIB
ESDM kaji ulang proposal Blok Masela


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menunda pemberian izin atas proposal yang disodorkan Inpex Masela Ltd dalam revisi pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku. Pertimbangannya, proposal itu harus diuji kembali oleh konsultan independen mengenai rencana investasi Floating LNG (FLNG) sebesar US$ 14,8 miliar.

Penundaan pemberian izin atas proposal itu lantaran ada protes dari Menko Maritim Rizal Ramli. Rizal yang menilai proyek FLNG kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan membangun pipa gas menuju ke Pulau Aru yang lokasinya 600 kilometer dari Lapangan Abadi.

Menurut Sudirman, dengan adanya penilaian dari konsultan profesional dan independen, diharapkan bisa menghilangkan bias atau subjektivitas dalam menilai proyek di Lapangan Abadi. Meskipun sejatinya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) juga telah memberikan rekomendasi kepada Menteri ESDM bahwa pemakaian FLNG itu lebih murah ketimbang membangun pipa.

"Saya percaya SKK Migas. Tapi, pandangan konsultan independen akan membuat kita semua yakin bahwa keputusannya benar-benar didasari pertimbangan objektif, mana yang terbaik," katanya kepada KONTAN Rabu (7/10).

Karena itu, Sudirman memastikan belum akan mengumumkan kepastian izin atas revisi pengembangan Blok Masela dalam waktu dekat. Ia berjanji akan membuat keputusan sebelum akhir tahun. "Kami beri waktu lagi yang cukup agar konsultan bekerja dengan tenang. Lebih baik sedikit tertunda tapi pertimbangannya benar benar matang," ujar Sudirman.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja menambahkan, proyek Blok Masela merupakan proyek besar dengan cadangan migas yang besar. Namun, di sisi lain ada risiko yang tinggi karena berada di laut yang dalam sehingga memerlukan teknologi yang tinggi. "Kami percaya SKK Migas, tetapi kami perlu yang independen beri masukan ke kami. Memang prosedur itu begitu. Ada usulan dari SKK Migas kan harus reviu untuk disetujui," ungkap dia.

Wiratmaja menyatakan, jadwal operasi Blok Masela nantinya akan sangat tergantung dari hasil kajian Kementerian ESDM dan konsultan independen itu. Dalam proposal tersebut, Inpex ingin berproduksi mulai 2024.

Sayangnya, hingga berita ini turun, Corporate Communication Manager Inpex Corp Ari Nouvel belum memberikan komentar atas pertanyaan KONTAN soal proyek ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×