Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap kelanjutan dari target pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas mencapai 100 gigawatt (GW).
Ia menyebut, pembangunan PLTS dengan daya besar ini akan melibatkan perusahaan atau investasi asing.
"Pasti, karena solar panel 100 gigawatt itu kan cukup besar," ungkap Bahlil usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, (15/09/2025).
Menurutnya jika hanya mengandalkan kapasitas pembangkit listrik PLTS dalam negeri, tidak akan mencukupi karena per tahun kapasitas masih kurang dari 5 gigawatt (GW).
"Sementara kapasitas industri kita di sini satu tahun, tidak lebih dari 5 gigawatt," jelasnya.
Baca Juga: Realisasi Terpasang PLTS Atap Sebesar 538 MWp Hingga Juli 2025
Lebih detail, Bahlil mengatakan target pembangunan solar panel per-satu desa adalah sebesar 1 sampai 1,5 gigawatt (GW).
"Jadi ke depan itu kita akan bangun lebih sekitar 80 gigawatt sampai dengan 100 gigawatt. Itu yang tadi kita bahas teknis," katanya.
"Nah, oleh karena itu pasti kita akan mencari investor asing dan bisa berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha nasional dan BUMN kita termasuk dalamnya adalah PLN," tambahnya.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Pemerintah akan memanfaatkan Koperasi Desa Merah Putih (KPM) untuk membangun PLTS dengan total kapasitas 100 GW. Adapun rinciannya, dari total 80.000 koperasi yang akan dibangun tersebut diharapkan bisa menghasilkan listrik 80 GW dan sisanya 20 GW merupakan listrik hasil sentra PLTS kabupaten/kota.
"Sekarang adalah arahan Bapak Presiden Prabowo, kita harus membangun listrik energi baru-terbarukan dari tenaga matahari. Ke depan, akan kita bangun kurang lebih sekitar 100 gigawatt," ungkap Bahlil dalam sambutannya di agenda International Battery Summit (IBS) di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Baca Juga: Listrik Desa Jadi Hemat, Pertamina NRE Bangun PLTS dan PLTMH di Sumsel
Dalam konsep swasembada energi yang dipaparkan oleh Presiden Prabowo, pemasangan PLTS dinilai menekan subsidi BBM dan listrik hingga US$ 25 miliar per tahun dan mengurangi impor BBM hingga US$ 25 miliar per tahun.
Terkait pembiayaan, proyeksinya dibutuhkan US$ 1 juta setiap indeks 1 megawatt, sehingga target 100 GW membutuhkan biaya sekitar US$ 100 miliar.
Selanjutnya: Fasilitas Baru Topang Kinerja Aneka Tambang (ANTM), Cek Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Turunkan Berat Badan Tanpa Diet Ekstrem, Ini Tips Sehatnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News