kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Esemka persiapkan perakitan di Boyolali


Jumat, 04 Maret 2016 / 11:18 WIB
Esemka persiapkan perakitan di Boyolali


Reporter: Asnil Bambani Amri, Issa Almawadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Solo Manufaktur Kreasi, perakit mobil Esemka sedang menyiapkan pabrik perakitan mobil di Boyolali, Jawa Tengah. Perusahaan ini akan memproduksi mobil niaga untuk kawasan pedesaan.

Dwi Budhi Martono, Direktur Teknik PT Solo Manufaktur Kreasi menyatakan, proyek pabrik di Boyolali dipersiapkan sejak Januari 2016, termasuk area lahan pabrik. "Lokasi itu kami persiapkan untuk fasilitas assembly," kata Dwi kepada KONTAN, Kamis (3/3).

Esemka menyiapkan lahan 5.000 meter persegi (m²) di Boyolali. Tapi Dwi tak menjelaskan target pengoperasian pabrik perakitan Esemka.

Sebelum memproduksi secara massal, manajemen Esemka akan membedah mobil di hadapan industri komponen. "Kami akan melelang pasokan komponen, dan menggandeng yang bisa produksi komponen dengan harga ekonomis," ungkap Dwi. 

Kebutuhan biaya produksi mobil Esemka berkisar antara Rp 70 juta-Rp 350 juta per unit. Dwi tak bersedia mengungkapkan sumber dana produksi mobil tersebut. 

Sebelumnya beredar kabar bahwa produsen Esemka ini akan menjalin kerjasama dengan PT Adiperkasa Citra Lestari. Tahun lalu, perusahaan milik AM Hendropriyono itu telah menjalin kerjasama dengan pabrikan mobil dari Malaysia, Proton. Namun Dwi tak bersedia mengonfirmasi kabar itu. "Tanya ke Hendropriyono saja," katanya.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemprin) menyatakan tak tahu rencana Esemka. Namun, Putu menandaskan, bahwa Esemka bukan mobil nasional.

"Yang penting industri komponen dulu, setelah itu baru industri mobil jalan," harap Putu.

Toh, Ibnu Susilo, Ketua Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa) tak setuju dengan Putu. Dia menyatakan, mobil yang memakai rancangan dan komponen dalam negeri bisa disebut mobil nasional. Dia menilai pemerintah tak mendukung pengembangan mobil.

"Jangan sampai program ini jadi program industri saja," kata Ibnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×