kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Estika Tata Tiara (BEEF) Pastikan Kinerja Tak Terdampak Kenaikan Harga Daging Sapi


Jumat, 25 Februari 2022 / 17:39 WIB
Estika Tata Tiara (BEEF) Pastikan Kinerja Tak Terdampak Kenaikan Harga Daging Sapi
ILUSTRASI. Produk daging sapi olahan produksi PT Estetika?Estika Tata Tiara Tbk


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) pastikan lonjakan harga daging sapi yang terjadi tak bakal memberi dampak serius untuk kinerja perusahaan.

Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko mengungkapkan, saat ini perusahaan lebih berfokus pada produk olahan.

"Sambil menunggu kondisi pasar kondusif dan masuk akal untuk mulai lagi. Kami hampir tidak ada posisi di sapi jadi tidak ada dampak signifikan pada kinerja," ungkap Yustinus ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (25/2).

Kendati demikian, Yustinus belum bisa merinci lebih jauh strategi dan target perusahaan pada tahun ini.

Yustinus mengungkapkan, kenaikan harga daging sapi dipicu oleh kenaikan harga bahan baku.

Menurutnya, saat ini harga sapi bakalan ada di kisaran Rp 63.000 per kilogram (kg) hidup. Sedangkan harga jualnya berada di bawah harga tersebut yakni Rp 53.000 per kg hidup.

Baca Juga: Estika Tata Tiara (BEEF) Fokus Pemulihan Kinerja Operasional di tahun 2022

"Jadi posisi pengusaha sapi tetap masih tekor," jelas Yustinus.

Padahal, harga jual di pasaran biasanya akan lebih tinggi. Harga daging di pasaran umumnya 2,5 kali hingga tiga kali harga daging hidup.

Menurutnya, untuk menurunkan harga di pasar hanya bisa dilakukan dengan mendatangkan daging kerbau India dan daging sapi Brasil. Akan tetapi, keduanya hanya bisa didatangkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kontan.co.id mencatat, BEEF berfokus untuk mencari investor baru untuk menambah modal kerja dan mendukung percepatan pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan. 

 

Selain itu, unit bisnis processing tercatat menjadi kontributor utama perusahaan saat ini. Unit bisnis itu kini menjadi fokus utama BEEF, dengan kontribusi omzet dari yang sebelumnya hanya 20%, naik menjadi 80% dari total penjualan perusahaan. 

Hingga kuartal III-2021, BEEF membukukan penjualan sebesar Rp 123,28 miliar. Jumlah ini turun signifikan 81,84% dari sebelumnya Rp 679,13 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Dari sisi bottom line, rugi tahun berjalan berhasil menyusut menjadi Rp 103,23 miliar. Sedangkan pada kuartal III-2020 kerugian perusahaan masih mencapai Rp 283,64 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×