Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas New South Wales (UNSW) Australia dalam pengembangan riset dan inovasi bidang kesehatan, khususnya pada teknologi mRNA.
Ketiga belah pihak telah meneken nota kesepahama atau Memorandum of Understanding (MoU) pada 25 September 2023. Etana merupakan perusahaan pertama di Asean yang memiliki platform teknologi mRNA.
Seperti diketahui, teknologi mRNA adalah teknologi yang revolusioner dalam pengembangan produk biologi yang mulai dikenal luas saat pandemi COVID-19 yang lalu. Dengan teknologi mRNA ini, vaksin COVID-19 telah berhasil secara cepat dikembangkan, dan vaksin yang dihasilkan memiliki profil keamanan dan khasiat yang baik.
Oleh karena itu, teknologi mRNA terus dikembangkan dalam penemuan produk-produk biologi baru, termasuk melalui kolaborasi yang dijalin antara Etana, BRIN dan UNSW.
Baca Juga: Resmi, BRIN Buka 500 Formasi CPNS 2023, Cek Syarat & Jadwal Pendaftaran
Direktur Keuangan Etana Liauw Tek Kim mengatakan, teknologi mRNA merupakan platform yang dapat disesuaikan untuk mengembangkan obat dan vaksin sebagai respons terhadap permintaan produk biofarmasi inovatif dan fleksibel yang mendesak untuk kanker, penyakit menular dan penyakit lainnya.
“Dengan menandatangani nota kesepahaman ini, tiga pihak dapat mengembangkan terapi berbasis mRNA mulai dari merancang ide penelitian hingga produksi produk biologis dan produk vaksin di Indonesia untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam penelitian nasional dan sektor kesehatan,” kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (26/9).
Sementara itu, Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian mengatakan, melalui dua aktivitas yaitu visiting laboratorium di PT Etana dan FGD di Kawasan KST Soekarno Cibinong, pihaknya berharap akan dapat lebih mempererat jalinan kolaborasi.
“Walaupun kemitraan tiga pihak ini baru dimulai tetapi implementasi dan manfaatnya sudah dapat dirasakan. Terutama bagi para periset di organisasi riset kesehatan dan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan serta para pusat riset di bawahnya yaitu Pusat Riset Vaksin dan Obat, Pusat Riset Rekayasa dan Genetika,” pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News