Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Program pemerintah berupa Kredit Usaha Rakyat Bank BRI rupanya sangat membantu pelaku usaha keluar dari kesulitan keuangan di tengah pandemi Covid-19. Tak terkecuali yang dialami oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kue Basah Bu Evi Rohmah yang sudah mendapatkan KUR sejak tahun 2016. Saat ini Evi sudah bisa meningkatkan nilai KUR karena kegigihannya dalam berbisnis kue basah.
Dengan kegigihan dan konsistensi tinggi dalam memproduksi kue basah di rumahnya sejak tahun 1992, Evi Rohmah terus memperlebar pesanan ke berbagai pihak. Bahkan dia acapkali mengajak tiga tetangganya untuk menyiapkan pesanan dari para pelanggannya.
Pesanan yang paling besar datang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Duren Sawit, Jakarta Timur. Evi Rohmah mengatakan bahwa saat Januari 2021 lalu ketika kasus Covid-19 sangat tinggi, RSUD Duren Sawit meminta dirinya untuk membuat 600 kue untuk keperluan para pasien Covid.
"Saya dapat order awalnya 600 kue berbagai jenis. Tapi saat bagian dapur RS Duren Sawit itu terkena covid juga, saya kemudian diminta membuat 1.200 kue sehari. Itu setiap hari dari Januari sampai Agustus 2021," kata Evi yang merupakan Ibu Rumah Tangga itu, kepada Kontan.co.id, Senin (31/1).
Dia bersyukur, orderan untuk membuat kue basah datang saat pesanan sedang sepi karena dampak dari Covid-19. Beruntung, Evi memiliki pelanggan tetap di sebuah hotel yang kemudian dia pindah ke bagian dapur Rumah Sakit Duren Sawit. "Saya dapat order dari teman saya, saat dia pindah ke RS Duren Sawit, saya diminta membuat kue untuk pasien Covid-19," imbuh dia.
Evi mengungkapkan bahwa dirinya sudah menjadi nasabah BRI sejak tahun 2016 dengan meminjam KUR sebesar Rp 15 juta, tetapi karena usahanya semakin berkembang maka nilai pinjamannya dinaikan menjadi Rp 50 juta.
"Ini sangat membantu saya untuk membuat kue, kadang perlu modal dulu untuk membuat kue ini," terang Evi yang berusia 43 tahun itu.
Evi menjelaskan, bukan saja datang dari RS Duren Sawit orderan datang, tetapi juga datang dari pedagang kue subuh. Para pedagang itu kerap kali membeli kue dari dirinya. Tak terkecuali juga acara pengajian, acara kelurahan, kecamatan juga seringkali memesan kue dari Evi.
"Pemasaran saya masih dari mulut ke mulut, untuk omzet bisa mencapai 20 juta per bulan," kata Evi. Harga kue buatan Evi berkisar Rp 2.500 per kue sampai Rp 3.500 per kue.
Dia menjelaskan, awal mula merintis usaha kue basah ini memang berawal dari usaha orang tuanya. Namun setelah sang Ibu meninggal dunia setahun lalu, Evi harus meneruskan usaha tersebut akgar terus berkembang. Beruntung, Evi sudah sejak muda ikut untuk membuat kue bersama orang tuanya sehingga resepnya tak berubah.
Ia masih ingat ketika awal mulanya memasarkan kue dagangannya di sekolah anaknya. Saat itu dia selalu membawa kue ketika ingin menjemput anaknya sepulang sekolah. Dari sana teman-teman anaknya pun tahu bahwa dirinya berjualan kue.
Alhasil orang tua dari teman anaknya otomatis sering juga membeli dagangannya. "Dari sana kalau ada acara dari orang tua teman anaknya itu, pesanannya ke saya," urai Evi.
Singkat cerita, setelah pelanggan mengetahui lokasi jualan Evi dan sudah acapkali memesan, maka pelanggan yang memang sudah kenal sejak dulu sering memesan kue. "Sekarang pesanan datang dari whatsapp saja, saya rajin bikin status WA untuk memasarkan kue saya," terang dia.
Saking terkenalnya Evi di lingkungannya sebagai pengusaha kue di Jalan Kramat. Pulo dalam II Kota Jaktim, maka Evi yang juga aktif di kelurahan ditunjuk sebagai Ketua Kelompok Klaster Usaha Kue Subuh oleh BRI. Kebetulan BRI saat ini memiliki program memberdayakan UMKM dengan sasaran klaster.
Klaster ini dibuat untuk membantu para pelaku usaha yang usahanya sejenis. "Waktu itu kami diberikan bantuan Oven, Blender, panci, dan lainnya yang berhubungan dengan produksi kue," terang dia.
Evi mengatakan dengan bernbisnis kue basah, dirinya bisa juga bisa mengajak tetangga untuk membantu packing snack box yang dipesan pelanggannya.
Ia berharap usahanya cepat bisa berkembang dengan adanya bantuan dari BRI. "Saya belum membuat perseroan, saat ini masih bekerja sendiri dengan dibantu tetangga," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News