Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mulai ekspansi usaha di bisnis penyewaan bus. Merek dagang yang dipilih adalah Eagle High.
Setelah membeli bus baru Juli lalu, anak usaha Rajawali Corpora ini siap mengoperasikan Eagle High. "Kami akan masuk Oktober nanti, mungkin sekitar 150 unit armada," kata Daniel Podiman, Presiden Direktur Express Transindo Utama, Kamis (4/9).
Namun tak semua bus baru ini langsung dialokasikan di daerah wisata. Rencananya Express akan menambah pasokan bus yang sudah beroperasi di Jakarta. Saat ini, jumlah armada Eagle High ada 30 bus dan siap ditambah 137 unit lagi sehingga total armada Eagle High di ibukota sebanyak 167 bus.
Sisa armada sebanyak 13 bus baru inilah yang akan dioperasikan di daerah wisata. Incarannya adalah Bali, Bukit Tinggi dan Bandung.
Untuk tahap awal, Express sengaja tidak mengalokasikan bus wisata dalam jumlah besar. "Seperti di Bukit Tinggi, Pak Gubernur (Sumatera Barat) mengharapkan ada 10 armada tapi kami mau lima bus dulu," imbuhnya.
Ia menilai potensi bus pariwisata di Bukit Tinggi terbilang positif. Wisatawan asing, seperti asal Malaysia, kerap kali kesulitan mencari angkutan yang dipakai untuk rombongan.
Selain bus, Express juga bakal menambah armada taksi reguler dan taksi premium di semester II tahun ini. Namun tambahan armada ini rencananya cuma sebagai pengganti armada yang sudah beroperasi.
Antisipasi BBM
Setelah Bukit Tinggi, perusahaan transportasi ini masih belum punya rencana untuk melebarkan sayap di daerah yang lain. "Mungkin tahun depan,' kata dia.
Soal target bisnis sampai akhir tahun ini, Daniel masih tetap optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 20% lebih tinggi dari hasil tahun lalu yang sebesar Rp 686,92 miliar.
Meski tidak memungkiri rencana kenaikan bahan bakar (BBM) subsidi bisa mempengaruhi target bisnis, Daniel yakin target bisnis yang sudah dipatok bisa berjalan.
Rupanya, Express sudah mengantisipasi kebijakan tersebut. Saat ini, pihaknya mulai menjalin komunikasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyoal upaya mengerek tarif baru bila harga BBM subsidi jadi naik. "Kalau biasanya kami minta 30% disetujui 15% sampai 20%. Nah ini yang sedang kami bicarakan," paparnya
Dengan persiapan ini, ia menargetkan proses transisi penyesuaian tarif bisa terlaksana satu bulan. Persiapan penyesuaian tarif memang harus disiapkan sejak jauh hari supaya memudahkan proses transisi bagi semua pihak. Seperti pendapatan pengemudi dapat lebih pasti dan masyarakat bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News