kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Festival Kemudahan & Pelindungan Usaha Mikro Dorong UMKM Naik Kelas di Tapanuli Utara


Jumat, 25 Juli 2025 / 19:47 WIB
Festival Kemudahan & Pelindungan Usaha Mikro Dorong UMKM Naik Kelas di Tapanuli Utara
ILUSTRASI. Pemerintah, melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali menggelar Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro, yang kali ini digelar di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Jumat (25/7/2025).


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - TAPANULI UTARA. Pemerintah, melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali menggelar Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro, yang kali ini digelar di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Jumat (25/7/2025). 

Acara ini menjadi upaya konkret pemerintah dalam mempercepat pelayanan perizinan usaha dan mendorong transformasi sektor UMKM dari informal ke formal.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengatakan kegiatan ini dirancang sebagai wadah kolaborasi lintas lembaga dan sektor. Dalam festival ini, berbagai layanan perizinan dipusatkan dalam satu ekosistem, mulai dari penerbitan izin BPOM, Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, PIRT, hingga pendaftaran merek dari Kementerian Hukum dan HAM.

“Ini adalah acara untuk mendorong percepatan layanan perizinan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Kita satukan semua institusi agar mereka tidak lagi mengurus izin secara parsial. Tujuannya adalah memperkuat daya saing dan produktivitas UMKM,” ujar Maman saat ditemui di sela acara festival, Jumat (25/7/2025).

Maman mengatakan, festival di Tapanuli Utara merupakan respon atas aspirasi dari Komisi VII DPR RI, khususnya dukungan dari anggota DPR Lamhot Sinaga. Selama tiga bulan pelaksanaan program ini, terjadi peningkatan signifikan dalam penerbitan izin dan sertifikasi bagi pelaku UMKM di Sumatra Utara.

Baca Juga: Ini Penyebab UMKM Indonesia Sulit Berkembang dan Kredit Macet Terus Meningkat

“Sudah ada sekitar 8.600 perizinan yang kami keluarkan. Ini adalah hasil kolaborasi yang luar biasa, dan didorong langsung oleh Pak Lamhot dari Komisi VII,” jelas Maman.

Lamhot Sinaga menekankan pentingnya kegiatan ini bagi pelaku usaha di Sumatra Utara. Menurutnya, wilayah tersebut merupakan gudangnya pengusaha UMKM, terutama di kawasan Danau Toba, yang banyak bergerak di sektor kuliner, pertanian olahan, dan kerajinan. Namun, mayoritas pelaku usaha masih berada di sektor informal.

“Contohnya di Tapanuli Utara, ada pengusaha kacang Sihobuk yang sudah menembus pasar internasional, tapi sebagian besar belum punya NIB. Tanpa NIB, akses mereka ke pembiayaan sangat sulit. Kalau akses saja tertutup, bagaimana mereka bisa naik kelas?” ujar Lamhot.

Ia menilai kehadiran Kementerian UMKM dan penyelenggaraan festival ini menjadi solusi konkret untuk mempercepat proses perizinan dan akses pembiayaan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan kemudahan ini, pelaku UMKM bisa bergerak lebih cepat dari skala mikro menjadi kecil, lalu ke menengah, bahkan besar.

Baca Juga: Kredit UMKM Belum Pulih, Segmen Mikro Justru Terlihat Turun

“Pemerintah selama ini memberi perhatian pada pengusaha besar, dan itu bagus. Tapi perhatian yang lebih luas terhadap pelaku usaha kecil dan menengah tentu akan jauh lebih berdampak. Karena di sinilah fondasi ekonomi rakyat kita,” jelasnya.

Lamhot juga mengapresiasi keseriusan Kementerian UMKM dalam mendorong ekonomi kerakyatan. Menurutnya, kolaborasi antarlembaga sangat penting, terutama untuk menjangkau UMKM yang berada di daerah pinggiran, seperti kawasan sekitar Danau Toba yang berbasis pertanian dan olahan hasil tani.

“Kalau kita bisa fasilitasi perizinannya, berikan akses permodalan lewat KUR, dan didukung pelatihan-pelatihan dari Kementerian UMKM serta stakeholder lainnya, maka akan lahir wirausahawan baru yang kuat. Ini bentuk kolaborasi yang besar dan strategis,” tegas Lamhot.

Sebagai informasi, sektor UMKM menyumbang sekitar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 96% tenaga kerja nasional. Namun, sebagian besar masih berada di sektor informal. Karena itu, pemerintah menargetkan transformasi UMKM ke sektor formal sebagai bagian dari strategi nasional penguatan ekonomi rakyat.

Baca Juga: Jamkrindo Jamin 66.778 UMKM di Sumut, Penyaluran KUR Naik 10% per Juni 2025

Selanjutnya: Menilik Perkembangan Penyaluran KUR di Sejumlah Bank Hingga Tengah Tahun Ini

Menarik Dibaca: Bank Sampah Sekolah dan Aksi Bersih Sungai Jadi Langkah Wings Peduli Tekan Polusi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×