kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Flu burung merebak, peternak itik rugi miliaran


Rabu, 09 Januari 2013 / 14:52 WIB
Flu burung merebak, peternak itik rugi miliaran
ILUSTRASI. Penerimaan negara dari sektor minerba mencapai Rp 44,5 triliun dan sudah melewati target tahun ini.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Himpunan Peternak Unggas Lokal (Himpuli) mengaku merugi sebesar Rp 17,5 miliar akibat kematian sejumlah Itik yang terkena virus avian influenza (AI) atau flu burung. Nilai kerugian itu dihitung sejak akhir tahun 2012.

Ade Meirizal Zulkarnain, Ketua Himpuli mengatakan, nilai kerugian belum termasuk dari potensi telur itik. Kerugian dari telur ini diperkirakan bisa mencapai Rp 147 miliar. "Sampai hari ini para peternak rugi besar karena kasus kematian Itik ini," kata Ade saat dihubungi, Rabu (9/1).

Karena merugi, peternak berencana meminta dana kompensasi kepada pemerintah dan DPR Komisi IV. Menurut Ade, dana kompensasi jumlahnya sesuai dengan biaya produksi Itik yang dimusnahkan (terkena depopulasi).

"Kalau Itik telur itu sekitar Rp 65.000 per ekor sedangkan untuk Itik umur 4 bulan biayanya sebesar Rp 50.000 per ekor," tegas Ade. Terkait dengan dana kompensasi itu, Ade mengatakan, pemerintah harus menetapkan daerah depopulasi."Biaya kompensasi ini bisa besar dan kecil tergantung dari luas cakupannya," tutur Ade.

Berdasarkan data dari Direktorat Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian tanggal 7 Januari 2013, jumlah Itik yang mati akibat flu burung mencapai 242.368 ekor.  Jumlah ini meningkat ketimbang jumlah data akhir Desember lalu sebanyak 190.000 ekor.

Sedangkan untuk data Itik yang terkena depopulasi, hingga 7 Januari 2013 sebesar 172.000 ekor. Jika sebelumnya, wabah flu burung menyerang itik terjadi di 60 kabupaten dan 9 provinsi, sekarang wabah flu burung pada Itik terjadi di 69 kabupaten dan 11 provinsi.

Jumlah kematian Itik yang terbesar terjadi di wilayah Jawa Tengah sebanyak 148.176 ekor yang disusul oleh wilayah Jawa Timur sebanyak 33.261 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×