Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kecolongan dengan beredarnya produk impor pakaian jadi di pasar dalam negeri yang terus mengalami peningkatan. Produsen di dalam negeri terlalu fokus menggarap pasar ekspor tapi lalai menjaga pasar di dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, impor pakaian jadi dari bulan Januari hingga Mei 2011 mengalami kenaikan 36% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Dalam setahun ini kenaikannya bisa mencapai 40%," kata Ade usai pembukaan pameran pakaian kerja dan seragam, Selasa (5/7).
Ade mengatakan peningkatan impor dalam lima bulan pertama tahun ini terjadi karena persiapan menghadapi Lebaran yang waktunya lebih maju dari tahun sebelumnya. Impor pakaian berasal dari berbagai negara seperti China, Bangladesh dan Amerika.
Ekspor TPT dari Indonesia juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa pada tahun 2010, ekspor TPT dari Indonesia mencapai US$ 11,22 miliar atau naik 20,77%. Sedangkan pada tahun 2011 ini, API memperkirakan ekspor TPT bisa mencapai US$ 13 miliar.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan, kenaikan impor pakaian jadi salah satunya disebabkan oleh adanya kerjasama free trade agreement (FTA) yang memudahkan produk dari negara lain masuk ke Indonesia. "Agar bisa bersaing, kita sedang melakukan pembenahan dari sisi aturan, energi dan infrastruktur," kata Panggah.
Pemerintah juga memberikan dukungan melalui program restrukturisasi mesin TPT yang tahun ini anggarannya sebesar Rp 151 miliar. Permohonan restrukturisasi mesin sendiri melebihi anggaran yang disediakan. Dari sebanyak 230 perusahaan baru terpenuhi sebanyak 66 perusahaan. Untuk itu anggaran dana untuk program itu pada tahun 2012 akan ditingkatkan.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, industri TPT jangan hanya fokus menggarap pasar ekspor tapi di dalam negeri malah kecolongan. "Industri TPT harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Hidayat.
Hidayat mengatakan industri TPT sendiri merupakan salah satu komponen utama dalam pembangunan industri nasional. Industri ini berkontribusi besar dalam menyumbang devisa ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Tenaga kerja yang terserap dari sektor TPT untuk sektor industri menengah dan besar pada tahun 2010 mencapai 1,4 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News