kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FREN Segera Melunasi BHP Frekuensi


Senin, 09 Desember 2013 / 07:25 WIB
FREN Segera Melunasi BHP Frekuensi
ILUSTRASI. Kimia Farma Diagnostika Buka Lowongan Kerja Terbaru, Ini Posisi dan Syaratnya. ANTARA FOTO/Jojon/rwa.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk siap membayar biaya hak penyelenggaraan (BHP) frekuensi, akhir tahun ini. Operator seluler berbasis code division multiple access (CDMA) itu berjanji bakal melunasi BHP sebelum 15 Desember 2013.

Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys, mengungkapkan, sesuai keputusan pemerintah, nilai BHP yang harus dilunasi operator itu adalah Rp 543 miliar. Menurut Merza, perusahaan akan melunasi tagihan itu dalam dua kali pembayaran.

Jatuh tempo pertama pembayaran, senilai Rp 321 miliar, pada akhir pekan lalu, yakni 6 Desember 2013. "Sisanya akan dibayar sebelum jatuh tempo pada 15 Desember. Ini langkah kami memenuhi kewajiban ke pemerintah," kata Merza, Minggu (8/12).

Ke depan, perusahaan berkode emiten FREN ini akan fokus untuk melakukan optimalisasi layanan dengan pembangunan dan pengembangan jaringan. Merza mencontohkan, perusahaan telah siap mengadopsi teknologi Long Term Evolution (LTE). Sebagai pemain CDMA yang kinerja keuangannya masih belum untung, menurut Merza, teknologi LTE bisa membantu mengangkat kinerja.

Namun, kata Merza, spektrum frekuensi untuk teknologi LTE membutuhkan minimal pita selebar 20MHz. Sementara, saat ini, Smartfren berada pada frekuensi 850MHz yang hanya memiliki lebar pita 5MHz. "Kami tetap optimistis, CDMA tidak akan mati, tapi akan digantikan oleh LTE. Kami sudah siap, hanya saja untuk bisa ke LTE, salah satunya mungkin kami harus menunggu pindah frekuensi dulu," kata Merza.

Opsi lain, kata Merza, operator itu bisa berkonsolidasi dengan sesama operator CDMA. Meski tak menampik kemungkinan ini, namun Merza bilang, saat ini konsolidasi masih belum terealisasi karena belum ada perusahaan yang memiliki kesamaan visi.

Merza bilang, FREN wajib mengikuti perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. "Perkembangan teknologi sekarang mengarah ke layanan data. Selain menjual data, tahun depan kami cari peluang dengan menggarap layanan digital atau konten data itu sendiri," papar Merza.

Merza belum mau merinci strategi menggenjot layanan data. Yang pasti, Merza ingin agar tahun depan kondisi keuangan Smartfren tak lagi berdarah-darah. "Maunya tahun depan untung, pendapatan naik," kata dia.

Djoko Tata Ibrahim, CEO Commercial Smartfren, sempat menyatakan, FREN meng-ejar pendapatan senilai Rp 3,5 triliun di 2014, lebih tinggi daripada target tahun ini, Rp 3 triliun. "Target itu belum final. Masih rapat perencanaan anggaran. Kontribusi terbesar diproyeksi dari layanan data," ucapnya.

Hingga akhir September 2013, FREN membukukan pendapatan usaha Rp 1,75 triliun, tumbuh 59% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pendongkrak utamanya adalah pendapatan dari layanan data, senilai Rp 1,3 triliun. Disusul, pendapatan suara
Rp 220 miliar dan pesan singkat (SMS) Rp 110 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×