Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Ketua I Asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie D. Sugiarto berharap angka penjualan mobil bisa mencapai 1,1 juta unit. Meski begitu, tingkat ekspor kendaraan ke luar negeri ternyata masih memiliki angka yang kecil.
"Kapasitas produksi kita sebesar 2,2 juta unit, tapi yang bisa diekspor hanya 200.000 unit. Sementara, Thailand bisa mengekspor 1,2-1,5 juta unit per tahun, padahal produksinya tidak lebih banyak dari kita. Kita ini jago kandang," kata Jongkie, Senin (14/8) di Jakarta.
Jongkie menjelaskan, selama ini penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, utamanya mobil hanya berpusat pada tipe MPV. Hal ini berdampak pada produksi mobil yang banyak dibuat adalah model tersebut.
Padahal, ini berbanding terbalik dengan kesukaan global yang lebih menyukai tipe sedan dibandingkan MPV. Ini pun berakibat pada ekspor kendaraan Indonesia yang tidak maksimal. "Selain itu, untuk penjualan sedan pun mahal pajaknya. Sedan 30%, MPV hanya 10%," tutur Jongkie.
Jongkie menjelaskan, pasar global banyak mencari mobil tipe sedan, SUV, atau pick up. Ini tidak sesuai dengan pasar di Indonesia dengan market base adalah MPV.
Hal ini menjadi dilema tersendiri dalam memproduksi kendaraan. Belum lagi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sedan yang dirasa Jongkie terlalu besar. "Jika pajaknya segitu, pasar tidak menjangkau dan tidak akan berkembang. Selain itu, kita juga tidak bisa memproduksi karena terlalu mahal," jelas Jongkie.
Ia menjelaskan, pihaknya pun sedang membicarakan terkait PPnBM ini dengan pemerintah. Ia berharap ada harmonisasi struktur pajak sehingga Indonesia dapat memproduksi sedan dan bisa mengekspornya kemana-mana seperti halnya Thailand yang mampu memasuki pasar dunia dengan produksi MPV, SUV, sedan, dan tipe lainnya hingga penjualan 1,5 juta unit pertahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News