Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian tengah mengusulkan skema pajak untuk kendaraan jenis sedan sehingga dapat meningkatkan unit penjualan, penggunaan komponen lokal, dan pasar ekspor. Kementerian Perindustrian menargetkan pajak untuk sedan dapat diturunkan, dengan peraturan baru yang akan dibahas bersama dengan Kementerian Keuangan.
Selama ini pajak sedan lebih mahal dibandingkan model lain seperti sport utility vehicle (SUV) dan multi purpose vehicle (MPV). "Kami berharap potensi ekspor mobil semakin meningkat, salah satunya melalui harmonisasi tarif pajak untuk segmen sedan. Pasalnya, di pasar internasional, permintaan sedan lebih banyak daripada MPV dan SUV," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan The 12th GAIKINDO International Conference (GIAC) 2017 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Jumat (11/8).
Menurut Menteri Airlangga, regulasi ini tidak akan lagi membedakan kategori jenis mobil. Sebelumnya, regulasi membagi kategori menjadi jenis mobil dua kotak (two-box car) seperti pikap, MPV, dan SUV, serta mobil tiga kotak (three-box car) yaitu sedan.
Kebijakan strategis ini juga akan mendorong penguatan struktur industri kendaraan di dalam negeri. Airlangga juga berharap, Indonesia bisa mengejar volume dan nilai ekspor mobil Thailand yang merupakan kompetitor utama. "Oleh karenanya, pemerintah memacu industri otomotif nasional agar mampu ekspor 200.000 unit mobil pada tahun ini," kata Airlangga.
Airlangga menilai, Indonesia sudah menjadi net exporter dari sektor industri otomotif. Apalagi, industri ini merupakan salah satu sektor yang menjadi tolok ukur dalam pertumbuhan ekonomi nasional. "Saat ini produksi otomotif kita meningkat, yang membuktikan daya beli masyarakat masih bertenaga. Industri ini masih tumbuh dan ekonomi kita juga masih terjaga di level 5%," paparnya.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan, masih tumbuhnya penjualan mobil mengindikasikan pendapatan golongan menengah yang tidak turun. Selain itu, peningkatan penjualan mobil juga bisa didorong dari peluncuran model terbaru. "Maka, ajang GIIAS tidak hanya meningkatkan penjualan di dalam negeri, tapi dapat menyasar pasar ekspor," kata Kalla.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil domestik hingga Juni 2017 mencapai 533.537 unit atau naik 0,3%. Diproyeksikan pada 2017 penjualan mobil bisa mencapai 1,1 juta unit. Sedangkan, untuk ekspor Juni 2017 mencapai 113.269 unit atau naik 20,5%.
Ketua Umum GAIKINDO Yohanes Nangoi mengatakan, GIIAS 2017 menjadi kontribusi GAIKINDO untuk membangun dan membesarkan industri otomotif Indonesia. Di sisi lain, pameran otomotif ini menjadi tempat berbagi informasi baik dari produk maupun teknologi terbaru. "Untuk tahun ini sejumlah APM mempercayakan Indonesia sebagai negara untuk peluncuran perdana kendaraan terbaru mereka melalui gelaran GIIAS 2017," kata Yohanes.
GIIAS akan berlangsung pada 10-20 Agustus 2017 dan diikuti 32 merek kendaraan penumpang dan kendaraan niaga serta 10 merek kendaraan roda dua. GIIAS 2017 juga akan menghadirkan 40 mobil baru yang diluncurkan, di antaranya terdapat kendaraan yang pertama kali dalam debut dunia, regional, maupun domestik.
Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait sedang melakukan finalisasi penyusunan roadmap industri otomotif yang sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional dan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). "Diharapkan peta jalan ini akan menjadi pegangan pihak terkait dalam menjalankan program-program ke depan yang akan mendukung ketercapaian target energi," paparnya.
Menurut Putu, pertumbuhan industri otomotif ke depan diarahkan pada pengembangan kendaraan-kendaraan ramah lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News