Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi pendapatan segmen produk truck and bus radial (TBR) alias ban radial truk dan bus PT Gajah Tunggal Tbk masih mini. Namun, mereka mengendus potensi pasar yang besar sejalan dengan kenaikan permintaan.
Supaya pemasaran produk TBR lebih bernas, Gajah Tunggal rela menyematkan merek khusus. Kini produk ban kendaran niaga tersebut tak lagi mengusung merek GT Radial, melainkan Giti. Selanjutnya, merek GT Radial hanya untuk produk ban passenger car radial (PCR) atawa kendaraan penumpang.
Gajah Tunggal memastikan, perubahan merek produk tak mempengaruhi kualitas produk yang dibikin. "Untuk produk dan kualitas tidak ada perbedaan, hanya melakukan brand transitions," jelas Catharina Widjaja, Direktur Corporate Communication dan Hubungan Investor PT Gajah Tunggal Tbk kepada KONTAN, Senin (12/3).
Strategi lain, Gajah Tunggal memperkenalkan dua produk ban light truck radial (LTR). Perusahaan berkode saham GJTL di Bursa Efek Indonesia itu juga berencana meningkatkan kapasitas produksi.
Gajah Tunggal ingin mengerek kapasitas produksi ban TBR dari semula 2.000 ban per hari, bakal naik menjadi 3.500 ban per hari. Mereka bermaksud memanfaatkan lonjakan kapasitas produksi untuk menyokong penjualan ban di pasar domestik maupun mancanegara.
Mengintip materi paparan publik 12 Desember 2017, ban TBR berkontribusi 5% terhadap total penjualan sembilan bulan tahun lalu yang mencapai Rp 10,81 triliun. Kontribusi penjualan ban TBR hanya lebih baik dari karet sintetis 3% dan kain ban 2%.
Jawara kontributor penjualan Gajah Tunggal dari Januari-September 2017 adalah ban radial mobil penumpang hingga 40%. Selanjutnya adalah penjualan ban sepeda motor dan ban bias yang masing-masing menyumbang 25%.
Adapun, utilitas produksi ban TBR belum maksimal. Dari total kapasitas produksi 2.000 ban TBR per hari, Gajah Tunggal baru memanfaatkan 54% kapasitasnya.
Gajah Tunggal menjual ban TBR ke pasar replacement atau penggantian, ekspor dan original equipment manufacturer (OEM) alias untuk ban mobil baru dari pabrik. Komposisi penjualan replacement dan ekspor 48% dan 47%. Sementara penjualan OEM mencuil 5% sisanya.
Distribusi penjualan
Meski getol memperkuat bisnis ban TBR, Gajah Tunggal tentu ingin semua segmen produknya mencetak pertumbuhan. Pada 31 Januari 2018 lalu mereka mengabarkan kongsi bersama dengan Rubber Co. Ltd. Keduanya membentuk usaha patungan bernama PT IRC Gajah Tunggal Manufacturing Indonesia, memproduksi ban motor.
Nilai investasi awal IRC Gajah Tunggal Rp 270 miliar. "Dimana emiten berpartisipasi sebesar 50%," ujar Kisyuwono, Direktur PT Gajah Tunggal Tbk dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (1/2).
Hingga akhir 2018, Gajah Tunggal menargetkan pertumbuhan penjualan 5%-10%. Hanya, mereka tak bersedia membeberkan target laba bersih dengan alasan banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Yang terang, Gajah Tunggal juga berencana memperkuat jaringan distribusi. Mereka akan menambah 45 gerai baru. Puluhan gerai baru itu akan melengkapi 195 gerai yang sudah mereka miliki per 30 September 2017 lalu.
Perlahan, Gajah Tunggal juga memperkuat penjualan online. "Masih belum terlalu signifikan untuk penjualan ban online, kami masih memantau perkembangan pasar," kata Catharina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News