kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gakoptindo tolak pembatasan impor kedelai


Minggu, 17 Desember 2017 / 17:11 WIB
Gakoptindo tolak pembatasan impor kedelai


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menolak usulan Kementerian Pertanian (Kemtan) yang ingin membatasi impor kedelai.

Aip Syarifuddin Ketua Umum Gakoptindo mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan terkait pembatasan impor kedelai. Menurutnya, usulan pembatasan impor ini juga harus dibahas dalam rapat koordinasi beberapa kementerian terkait.

Menurut Aip, usulan pembatasan impor kedelai ini ada karena Kemtan yang sudah yakin adanya peningkatan produksi kedelai di tahun mendatang.

Padahal, tahun ini impor kedelai masih berkisar 2,3 juta ton, dari kebutuhan kedelai sekitar 3 juta ton. "Artinya produksi kedelai lokal masih sekitar 500.000-an ton," ujar Aip kepada Kontan.co.id, Sabtu (16/12).

Aip mengatakan, dirinya mendukung pembatasan impor ini apabila kenaikan produksi kedelai lokal bisa terlaksana. Sayangnya, Aip meragukan produksi kedelai lokal bisa meningkat drastis.

Apalagi, kedelai merupakan tanaman sela atau tanaman pengganti yang produktivitasnya pun masih rendah. Karena itulah, sulit untuk meningkatkan produksi kedelai.

Aip berharap, pemerintah mengurangi jumlah impor kedelai seiring dengan kenaikan produksi kedelai dalam negeri. Menurutnya, pengrajin tidak bisa kehabisan bahan Baku.

Dengan adanya pembatasan kedelai ini, maka pengrajin akan semakin kesulitan mendapatkan kedelai. Dengan begitu, maka pengrajin tidak akan bisa beroperasi.

"Kedelai ketersediaannya harus ada. Bukan hanya masalah untung dan rugi, tetapi pengrajin tidak bisa beroperasi, yang artinya mereka tidak bisa makan," terang Aip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×