Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) menolak pembatasan impor kedelai. Pasalnya, mereka sangsi produksi kedelai tahun 2018 akan mampu memenuhi kebutuhan kedelai nasional.
"Gakoptindo tidak percaya target produksi kedelai yang dibuat oleh Kementerian Pertanian (Kemtan) tahun 2018 akan tercapai," ujar Ketua Gakoptindo, Aip Syarifuddin, Rabu (8/11).
Aip bilang, pemerintah menargetkan produksi kedelai tahun 2018 sebesar 3,5 juta ton. Ia menyangsikan target kenaikan yang tinggi itu bakal tercapai. Sebab, katanya, saat ini panen kedelai hanya 800.000 ton.
Itu sebabnya, Gakoptindo menolak apabila terdapat pembatasan impor kedelai. Pembatasan impor dikhawatirkan akan berdampak perajin tahu dan tempe kekurangan bahan baku.
Lanjut Aip, minimnya produksi kedelai dikarenakan kedelai hanya menjadi tanaman selingan. "Tidak ada petani menanam kedelai terus menerus, biasanya petani menanam kedelai sebagai selingan," katanya.
Sementara itu, hubungan jual beli antara perajin tahu tempe dengan petani kedelai lokal saat ini dianggap baik. Seluruh produksi kedelai lokal dinilai selalu diserap oleh perajin tahu tempe.
Aip bilang, perajin tahu tempe masih membeli kedelai lokal, meski harga kedelai impor lebih murah. Harga kedelai lokal berkisar Rp 8.000-Rp 8.500 per kg. Sementara, harga kedelai impor hanya Rp 6.300 hingga Rp 6.500 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News