Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Kurang dari satu bulan menjadi Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa telah membuat banyak gebrakan baru. Kebijakan dibuat untuk memutar roda perekonomian guna memenuhi target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029 mendatang.
Terlepas dari kontroversi dan gayanya yang “koboi”, kebijakan menteri pengganti Sri Mulyani itu menuai pro kontra. Misalnya, rencana burden sharing yang dinilai dapat menyebabkan inflasi. Adapula penyaluran Rp 200 triliun ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang mendapat respons baik dari pengusaha karena membuat likuiditas perbankan semakin baik. Meski dibayangi kredit macet (non performing loan) dari industri keuangan dan finansial.
Gebrakan tersebut memicu ketertarikan masyarakat dalam memantau kinerja mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu. Berdasarkan omongan “warung kopi” penulis bersama teman sejawat, kebijakannya mendapat respons positif karena terobosan baru yang berbeda dari menteri keuangan sebelumnya.
Meskipun begitu, perlu dicermati bahwa mengelola uang atau kas negara bukan sekadar bicara loyalitas atau bergaya koboi. Kebijakan yang dibuat harus memberikan manfaat, baik jangka pendek, menengah, atau panjang. Ekonomi harus mempertimbangkan banyak faktor yang menyangkut data empiris, bukan hanya sekadar penilaian subjektif.
Lebih dari itu, kebijakan mengelola keuangan negara dapat berdampak luas, termasuk urusan finansial dan investasi. Satu kebijakan mampu mengubah rencana keuangan korporasi dan perorangan.
Sehingga, penting untuk mengetahui kebijakan pemerintah berdasarkan perspektif ekonomi dan investasi. Tujuannya, untuk menakar portofolio dan profil risiko agar finansial tetap berimbang. Kebijakan menteri keuangan yang baik tentu berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan masyarakat.
Membaca berita menjadi salah satu cara efektif untuk mengetahui kebijakan pemerintah. Selain itu, media memaparkan sudut pandang lain dengan mengulik informasi dari kacamata para pakar. Tujuannya, agar masyarakat memahami secara menyeluruh sebelum mengambil sikap dalam perencanaan keuangan.
Media ekonomi yang dapat menjadi rujukan informasi bisnis terkini adalah Kontan, khususnya melalui kanal Business Insight. Berita eksklusif diramu berdasarkan liputan dan kurasi langsung oleh jurnalis Kontan tersertifikasi dan berpengalaman. Tidak sekadar memberitakan kebijakan pemerintah, tapi juga mengupas tren serta analisis mendalam berdasarkan sudut pandang ekonomi dan investasi. Tujuannya untuk melebarkan wawasan pembaca.
Kini, berlangganan Business Insight jadi lebih mudah dan praktis berkat fitur Subscribe with Google. Pengguna tidak perlu membuat akun atau kata sandi baru yang sulit diingat.
Harga langganannya pun terjangkau. Mulai dari Rp 20.000 untuk langganan satu bulan, Rp 99.000 untuk enam bulan dan Rp 190.000 untuk 12 bulan. Bisa dibayar menggunakan kartu debit atau kredit.
Business Insight dapat dinikmati di website maupun aplikasi Kontan, baik Play Store maupun App Store. Unduh aplikasinya di https://www.kontan.co.id/download.
Dengan konten eksklusif Business Insight, pengguna tidak hanya membaca berita, tapi juga membaca peluang di tengah kebijakan baru pemerintah. Yuk langganan Business Insight sekarang!
Selanjutnya: Rekor! Harga Bitcoin ATH, Analis Prediksi Harga Altcoin Berikut Akan Ikut Naik
Menarik Dibaca: 8 Drama Korea Sad Ending Terpopuler dari Terbaru sampai Paling Legendaris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News