Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono menjelaskan saat ini kapal yang digunakan oleh Pertamina mencapai 270 kapal.
Dari kebutuhan tersebut, kapal yang dimiliki Pertamina jumlahnya masih jauh di bawah 50%. "Dengan rencana penambahan 48 kapal maka kapal yang dimiliki Pertamina berkisar 20% sampai 30%," terang Mulyono.
Ia pun memastikan, kondisi ini sejatinya menjadi kesempatan bagi para mitra untuk menjalin kerjasama dengan Pertamina.
Di sisi lain, Ketua Klaster Industri Manufaktur yang juga sebagai Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno menjelaskan jenis kapal yang direncanakan akan dibangun yakni beragam mulai dari kapal pandu hingga kapal pengangkut BBM.
Selain potensi kerjasama pembuatan kapal, kerjasama juga meliputi pemeliharaan dan perawatan kapal. Dengan kerjasama ini, nantinya kapal Pertamina yang rusak atau memerlukan perawatan dimungkinkan untuk dilakukan di dock terdekat.
Baca Juga: Wamen BUMN: Menko Luhut sering tanya Pertamina soal TKDN
"Nah, yang bisa dilakukan sekarang perawatan dan perbaikan. Kalau ada kapal Pertamina bisa dilaksanakan perawatan berkala di dock terdekat. Baik itu pemeliharaan. Ini meningkatkan utilisasi industri galangan kapal," ujar Harry.
Ia memastikan saat ini ada sekitar 15 hingga 17 galangan kapal dari tiga perusahaan yakni PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) serta PT Industri Kapal Indonesia (Persero).
Nicke menjelaskan, kerjasama ini selain meningkatkan sinergi BUMN dalam negeri juga bakal mendorong efisiensi.
"Ini yang akan langsung di jalankan. Efisiensi yang bisa dilaksanakan dalam perawatan kapal Pertamina, jadi kalau ada kapal yang selama ini kontrak dengan dock Surabaya rusak di Ambon, tidak perlu lagi ditarik ke Surabaya dulu," terang Nicke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News