Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjalin kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) dan PT Huali Nickel Indonesia (Huali) untuk pembangunan fasilitas pengolahan nikel.
Nantinya ketiganya akan membangun fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan target produksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun.
Chief Executive Officer Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan nikel dan kobalt itu diproduksi dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang dapat diolah lebih lanjut menjadi baterai kendaraan listrik.
"Proyek ini akan mengolah bijih nikel berjenis limonit dari blok Sorowako. Sementara pabrik HPAL akan berlokasi di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (25/8).
Baca Juga: Menengok Kesiapan Finansial MIND ID Jelang Divestasi Vale Indonesia (INCO)
Febriany mengatakan proyek ini dengan progress terbaru di HPAL Pomalaa dan Morowali merupakan wujud komitmen investasi INCO untuk mengembangan ekosistem kendaraan listrik domestik.
Desnee Naidoo, Presiden Komisaris Vale Indonesia menimpali perjanjian dengan Huayou dan Huali ini merupakan capaian strategis bagi INCO.
"Perjanjian ini merupakan bagian dari pelaksanaan program investasi Vale Indonesia senilai US$ 8,6 juta di Indonesia,” kata Desnee.
Namun Desnee bilang INCO, Huayou dam Huali akan akan memulai konstruksi proyek HAPL ini segera setelah mendapatkan perizinan yang dibutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News