kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Gapki Ramal Harga Minyak Sawit Bakal Naik pada Tahun 2024, Ini Penyebabnya


Sabtu, 04 November 2023 / 06:40 WIB
Gapki Ramal Harga Minyak Sawit Bakal Naik pada Tahun 2024, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit di Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). KONTAN/Baihaki/25/9/2023


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meramal harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia bakal naik pada tahun depan. Ketua Umum Gapki, Eddy Martorno mengatakan kenaikan ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adanya penurunan produksi yang disebabkan oleh El-Nino pada tahun ini. 

Di sisi lain, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar mengalami stagnasi produksi dalam beberapa tahun terakhir akibat lambatnya kemajuan dalam melaksanakan program peremajaan sawit rakyat (PSR). 

Sehingga, akan terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan akan minyak sawit mentah dunia. 

"Jadi kami memperkirakan harga akan bullish pada tahun 2024," terang Edy dalam Indonesia Palm Oil Conference 2023 di Nusa Dua, Kamis (2/10). 

Baca Juga: Hingga Agustus 2023, Kontribusi Devisa Industri Sawit Capai US$ 20,6 Miliar

Meski begitu, ia melihat pada tahun depan industri sawit juga mengalami hambatan yang cukup berat terlebih setelah diterapkannya Peraturan Defrestasi Uni Eropa (EUDR).  Peraturan ini tentunya akan berdampak signifikan terhadap biaya produksi tidak 

hanya bagi produsen kelapa sawit, kayu, kedelai, daging sapi, kulit, dan produk pertanian lainnya. Namun, juga bagi perusahaan makanan dan minuman, karena mereka harus mematuhi peraturan baru mengenai penggunaan sumber bahan, kemasan plastik, barang sekali pakai, dan pengurangan limbah makanan.

"Segala biaya yang timbul, pada akhirnya akan ditanggung oleh konsumen akhir," jelas Eddy.

Sementara dengan adanya peraturan EUDR ini dapat dipastikan bahwa petani kecil termasuk petani sawit akan tersingkir dari rantai pasok.

Baca Juga: Eagle High Plantations (BWPT) Yakin Kinerja Tahun Ini Naik Dua Digit

Menyikapi hal tersebut, ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia dengan memperkuat produksi minyak sawit berkelanjutan dan tidak mengeluarkan peraturan yang kontraproduktif. 

"Sebagian besar dari kita optimis menyambut peluang di tahun 2024. Kami yakin dengan kebijakan pemerintah yang tepat, industri kelapa sawit dapat tumbuh dengan mantap di tengah dinamika pasar dan perekonomian," pungkas Eddy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×