kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gapki: Stok CPO menipis karena ekspor melonjak


Kamis, 06 Oktober 2016 / 12:15 WIB
Gapki: Stok CPO menipis karena ekspor melonjak


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat stok minyak sawit alias crude palm oil (CPO) Indonesia terus menyusut, meskipun produksi mulai meningkat.

Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan mengatakan, stok minyak sawit Indonesia pada Agustus tercatat turun 11% dibandingkan bulan sebelumnya. Per Agustus 2016, stok CPO tercatat 1,695 juta ton, sedangkan per Juli mencapai 1,88 juta ton.

Menurutnya, stok turun meski produksi minyak sawit Indonesia sudah mulai meningkat. Gapki mencatat, pada Agustus 2016, produksi minyak sawit Indonesia sebesar 2,98 juta ton atau naik 7% dari bulan sebelumya 2,78 juta ton. "Produksi mulai meningkat karena faktor cuaca yang mendukung," ujar Fadhil, Kamis (6/10).

Penurunan stok terjadi lantaran tingginya permintaan di pasar global, terutama dari India, China, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Fadhil menjelaskan, ekspor CPO dan turunannya termasuk biodiesel dan oleochemical secara mengejutkan naikĀ  signifikan yaitu 29% atau dari 1,74 juta ton pada Juli meningkat menjadi 2,23 juta ton per Agustus.

Ekspor minyak sawit Indonesia tergenjot karena pasar mengantisipasi kenaikan harga minyak sawit global lantaran menipisnya cadangan minyak sawit Indonesia dan Malaysia.

Ekspor CPO dan turunannya ke negara-negara tujuan utama juga membukukan kenaikanĀ  siginifikan terutama ke negara tujuan utama ekspor. Misalnya, ekspor ke China yang naik 69% atau dari 158,790 ton pada Juli terdongkrak menjadi 267,980 ton per Agustus.

KenaikanĀ  juga diikuti ekspor ke negara-negara Uni Eropa yaitu sebesar 43% atau dari 340,370 ton pada Juli naik menjadi 486,050 ton per Agustus. Kemudian pengiriman ke India membukukan kenaikan 42% atau dari 351,240 ton di Juli menjadi 497.300 ton per Agustus.

Kenaikan permintaan paling signifikan secara persentase dibukukan oleh Amerika Serikat yaitu sebesar 183% atau dari 47,730 ton di Juli melambung menjadi 135,150 ton di Agustus. Sebaliknya, ekspor ke negara-negara Afrika dan Timur Tengah turun masing-masing sebesar 43% dan 37%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×