Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan harga crude palm oil (CPO) di pasar global mencapai sekitar US$ 570 - US$ 600 per metrik ton pada akhir bulan Oktober 2015 ini.
Target tersebut lebih tinggi dari harga rata-rata CPO global pada bulan September yang di kisaran US$ 500 – US$ 580 per metrik ton.
Program pengembangan biodiesel di dalam negeri turut mendongkrak harga crude palm oil (CPO) di pasar global. Sebab, ada kehawatiran program biodiesel membuat pasokan CPO berkurang sementera permintaan meningkat.
Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gapki mengatakan, sentimen positif ini mulai terlihat dimana harga CPO global terus bergerak naik selama sepekan pertama pada Oktober ini yang bergerak di kisaran US$ 580 – US$ 595 per metrik ton.
Gapki sendiri terus mendorong Pertamina meningkatkan penyerapan biodiesel karena mendapat reaksi dari pasar global.
"Gapki memperkirakan harga harian CPO sampai akhir Oktober akan bergerak di kisaran US$ 570 – US$ 600 per metrik ton dengan harapan Pertamina tetap pada komitmen untuk terus menyerap biodiesel," ujar Fadhil, Selasa (13/10).
Sementara itu, Fadhil menjelaskan, sepanjang September lalu, volume ekspor Indonesia ke China tercatat turun 7,5% atau dari 301,470 ton pada Agustus lalu menjadi 279,890 ton pada September.
Secara year on year, impor minyak sawit Negeri Tirai Bambu ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Permintaan minyak sampai pada triwulan ketiga tahun 2015 telah mencapai 2,54 juta ton atau meningkat 945,790 ton, naik 59% dibandingkan periode sama tahun lalu.
India juga mencatat peningkatan permintaan dibandingkan bulan sebelumnya. Volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada September tercatat sebesar 611.020 ton atau meningkat 72% dibandingkan bulan lalu sebesar 355,490 ton.
Sementara secara year on year, volume ekspor minyak sawit Indonesia dari Januari – September 2015 ke India sebesar 4,16 juta ton atau tumbuh 25% dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu 3,25 juta ton.
"Meningkatnya permintaan India untuk meningkatkan stok di dalam negeri di saat harga sedang murah, selain itu kebutuhan untuk industri makanan juga meningkat," imbuhnya.
Volume ekspor minyak sawit ke Uni Eropa juga meningkat 41% atau dari 264,550 ton pada Agustus meningkat menjadi 373,560 ton pada September.
Meningkatnya permintaan minyak sawit dari Uni Eropa karena suplai minyak bunga matahari, rapeseed dan canola yang berkurang sebagai akibat dari produksi yang menurun.
Menurut data yang direlease Oil World, naiknya permintaan minyak sawit oleh negara Uni Eropa untuk pemenuhan kebutuhan pasokan biodiesel.
Terkait dengan bencana kebakaran lahan yang dialami beberapa provinsi di Indonesia, Gapki turut prihatin dan terus mendukung upaya pemerintah dalam memadamkan kebakaran lahan dan hutan secepat mungkin.
Pengusaha sendiri telah membantu mengerahkan alat berat untuk pemadaman di sekitar areal konsesi perusahaan, serta berkerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam pemadaman.
Gapki juga terus berkomunikasi dengan anggotanya dan memonitor kasus kebakaran lahan yang dialami oleh beberapa anggotanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News