kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.630   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.067   -49,65   -0,61%
  • KOMPAS100 1.121   -7,64   -0,68%
  • LQ45 819   -5,86   -0,71%
  • ISSI 282   -1,34   -0,47%
  • IDX30 431   -2,70   -0,62%
  • IDXHIDIV20 496   -5,33   -1,06%
  • IDX80 126   -0,44   -0,35%
  • IDXV30 137   0,18   0,13%
  • IDXQ30 138   -1,18   -0,85%

GAPKI: Tidak Ada Kartel Minyak Goreng


Rabu, 03 Juni 2009 / 16:25 WIB


Reporter: Epung Saepudin | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Adanya tudingan kartel minyak goreng membuat produsen gerah. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akhirnya mau buka suara terkait persoalan kartel ini.

Menurut Joko Supriyono, Sekretaris Umum GAPKI, harga minyak goreng di pasaran selalu mengikuti perkembangan harga CPO di pasar dunia. "Harga selalu mengikuti bahan baku, bagaimana disebut kartel. Ingat, 70% bahan minyak goreng dari CPO," tegasnya kepada KONTAN, Rabu (3/6) di Jakarta. Dia lantas menjelaskan, penyebab mahalnya harga minyak goreng belakangan diakibatkan oleh rantai distribusi yang buruk.

Yang menjadi pertanyaan, jika dibandingkan dengan Malaysia, harga minyak goreng di Negeri Jiran itu relatif lebih stabil. Namun Joko menjelaskan, di Malaysia, ada semacam subsidi langsung yang diberikan oleh pemerintah kepada komoditas minyak goreng. "Makanya harganya bisa lebih stabil. Di Indonesia pengenaan bea keluar tak bermanfaat sama sekali. Bisa saja diterapkan seperti Malaysia. Hanya saja ada persoalan juga antar departemen yang tidak sinkron," pungkasnya.

Para produsen pun tetap menolak tudingan KPPU. Managing Director Sinarmas Gandhi Sulistyanto merasa keberatan atas tuduhan kartel ini. "Perbedaan harga itu berada di tingkat distribusi. Semua lewat mekanisme pasar," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×