Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga karet dalam sepekan terakhir menunjukkan tren melemah. Berdasarkan harga karet untuk kontrak pengiriman bulan Februari 2019, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) tercatat harga karet turun 4,49% dari ¥ 173,70 per kilogram (kg) pada Jumat 31 Agustus 2018 menjadi ¥ 165,90 per kg pada Jumat 7 September 2018.
Namun harga tersebut kembali naik tipis menjadi ¥166.70 per kg pada perdagangan Selasa (11/9). Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo menilai pelemahan harga karet dalam sepekan terakhir justru disebabkan spekulasi di pasar Shanghai Futures Exchange (SHFE).
"Pasar tertekan karena baik TOCOM maupun Singapore Exchange (SGX) tahun ini terdikte oleh pasar Shanghai, SHFE yang sangat spekulatif, volume besar, namun ironisnya memperdagangkan jenis karet alam whole field (WF) grade yang bukan merupakan jenis karet untuk pemakaian pabrikan ban,"ujar Moenardji kepada KONTAN, Selasa, (11/9).
Moenardji menjelaskan, WF lebih cocok untuk produk karet pemakaian khusus seperti sol sepatu dengan permintaannya sebenarnya jauh di bawah permintaan karet alam di Singapore Commodity Exchange (SICOM) TSR20. "Terlalu besarnya stok WF di SHFE sehingga menekan harga dan berimbas kepada TOCOM dan SGX yang lebih memperdagangkan karet Technical specified rubber (TSR) dan Sheet 3 untuk penggunaan ban.
Untuk itu, sambil menunggu pasar menyadari korelasi yang anomali ini, ia bilang, nantinya pasar baru dapat menyesuaikan dan memperbaiki harga di TOCOM maupun di pasar SGX, dan kembali merefleksikan fundamental pasar atas jenis karet TSR 20 yang justru adalah jenis karet yang diperdagangkan secara global dengan lebih besar volumenya ketimbang jenis WF yang di SHFE.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News