Reporter: Ivana Wibisono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Banyak produsen di industri pangan Indonesia mengeluhkan soal kelangkaan garam Indonesia. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman. Dirinya sudah mendapat keluhan-keluhan dari industri pangan mengenai kelangkaan ini. Untuk mengatasinya, perusahaan industri pangan diperbolehkan impor garam.
Keputusan pembukaan keran impor garam ini sudah sejak dua minggu lalu. Sementara untuk persediaan garam yang ada saat ini, masih bisa untuk mencukupi kebutuhan selama satu bulan.
Kelangkaan ini membuat harga garam di petani sudah melonjak hingga tiga kali lipat. Meski begitu, Adhi yakin bahwa dari industri makanan dan minuman tidak akan menaikkan harga jual karena pemakaian garam yang sedikit dalam produksi pangan.
"Kenaikan harga garam ini masih bisa diatasi sehingga tidak perlu menaikkan harga jual. Bisa diatasi dengan efisiensi pengeluaran tiap perusahaan makanan dan minuman," ungkap Adhi.
Asal tahu, stok garam untuk industri pangan didapatkan dari luar maupun dalam negeri. Di Indonesia, garam yang bagus didapatkan dari Madura yakni olahan PT Garam. Sedangkan di luar negeri berasal dari Australia dan India. Untuk kebutuhan garam industri pangan Indonesia, dibutuhkan sebanyak 450.000 ton per tahun atau sekitar 37.500 ton per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News