Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim libur sekolah kerap menjadi musim yang positif bagi industri perhotelan, khususnya yang berlokasi dekat dengan tempat wisata. Namun, di 2019 ini Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut justru dibanding tahun 2018 lalu, terjadi penurunan okupansi.
Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan bahwa musim libur sekolah pertengahan tahun di tahun 2019 ini mengalami penurunan dibandingkan musim libur sekolah pertengahan tahun 2018.
Baca Juga: Ada diskon 50%, Lion Air akui permintaan di sejumlah rute naik saat libur sekolah
“Penurunannya sekitar 10% sampai 15%,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (25/7).
Menurut Maulana, keterbatasan transportasi khususnya udara karena isu tiket menjadi salah satu kendala. Selain itu, selisih harga penerbangan domestik dan internasional yang tidak terpaut jauh juga menjadi faktor banyaknya pelancong yang memilih berwisata ke luar negeri.
Akibatnya, yang paling terdampak adalah kawasan wisata yang berada jauh dari Pulau Jawa. Untuk Pulau Jawa sendiri diakui Maulana tidak terlalu berdampak. Akan tetapi secara durasi justru berdampak.
Baca Juga: Sriwijaya Air alami kenaikan load factor di musim libur sekolah
Tahun lalu, Maulana menyebut para pelancong bisa memanfaatkan hotel di musim liburan sampai satu minggu. “Tahun ini rata-rata itu hanya empat hari, dugaan saya karena menggunakan transportasi darat. Sehingga durasi berlibur harus terpotong karena durasi di perjalanan,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News