kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Garap CBM, Medco eksplorasi 4 sumur


Selasa, 05 Februari 2013 / 09:00 WIB
Garap CBM, Medco eksplorasi 4 sumur
ILUSTRASI. Harga emas Antam bertahan di level Rp 913.000 per gram pada hari ini (30/9)


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk terus menggenjot proyek pengembangan gas coal bed methane (CBM). Hingga saat ini, Medco telah melakukan pengeboran eksplorasi pada empat sumur di Blok Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
 
Imron Gazali, Corporate Secretary Medco Energi, mengatakan, pihaknya mulai melakukan studi potensi CBM di Blok Sekayu sejak 2010. Sedangkan pengeboran empat sumur tersebut digelar sejak 2012 lalu. "Saat ini, keempat sumur tersebut dalam proses dewatering  atau menurunkan permukaan air tanah dan komplesi sumur," kata dia ke KONTAN, Senin (4/2).

Perusahaan besutan Arifin Panigoro tersebut mengembangkan CBM di tiga blok di Sumatera Selatan, yaitu Blok Sekayu, Blok Lematang, dan Blok Muralim. Sejauh ini, ketiga blok tersebut masih dalam tahap eksplorasi.

Di Blok Sekayu, Medco Energi melaui anak usaha PT Medco CBM Sekayu bermitra dengan South Sumatra Energy Inc (SSE Inc), dan masing-masing mengempit participating interest sebesar 50%. Di blok ini, Medco Energi sebagai operator.

Sedangkan di Blok Lematang, PT Medco CBM Lematang memegang kepemilikan sebesar 80% sekaligus sebagai operator blok. Sedangkan PT Saka Energi Indonesia memiliki 5% dan PT Methanindo Energi Resources sebesar 15%. Selain itu, Medco Energi juga memiliki hak partisipasi 50% di Blok Muralim bersama Dart Energy yang bertindak sebagai operator.

Imron mengatakan, untuk mengoptimalkan produksi gas CBM di masa mendatang, saat ini pihaknya terus melakukan kajian bersama Korea Gas Corporation (KOGAS). "Kerjasama di bidang CBM antara Medco dengan KOGAS sudah berjalan sejak tahun lalu, dan saat ini masih dalam tahapan studi teknis," ujar dia.

Menurutnya, kajian bersama perusahaan minyak dan gas (migas) asal Korea Selatan tersebut bertujuan memonetisasi atau menentukan cara supaya produksi gas CBM dapat bernilai ekonomis.

Sayangnya, Imron enggan menjelaskan secara detail nilai investasi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk pengembangan ketiga blok maupun studi lanjutan bersama KOGAS. "Kami sudah anggarkan biaya modal untuk tahun ini, baik untuk program kajian atau studi maupun pekerjaan sumur," kata dia.

Sekadar mengingatkan, pada tahun 2013 ini Medco Energi menyiapkan belanja modal sebesar US$ 575 juta, atau lebih besar 27% dibandingkan anggaran tahun lalu yang sebesar US$ 450 juta. Sejumlah belanja modal tersebut disiapkan untuk seluruh proyek perseroan, termasuk pengembangan migas dan CBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×