Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsorsium PT Adaro Power dan Total Eren menjajaki berbagai peluang pendanaan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro memastikan, biaya pembangunan proyek akan kompetitif.
“Project cost-nya kompetitif dan akan menggunakan teknologi terbaru,” tutur Dharma kepada Kontan.co.id, Senin (28/11).
Berdasarkan publikasi PLN, sebelumnya Adaro Power dan Total Eren memenangkan tender pembangunan PLTB Tanah Laut setelah memberikan penawaran listrik per kWh terendah kepada PT PLN (Persero), yakni sebesar 5,5 cUS$ per kWh.
Baca Juga: Getol Diversifikasi ke Segmen Nonbatubara, Intip Rekomendasi Saham Adaro (ADRO)
Jumlah tersebut lebih rendah dibanding penawaran terendah dalam pembangunan PLTB di Sidrap yang sebesar 11 cUS$ per kWh dan Jeneponto yang sebesar 10 cUS$ per kWh. Dengan penawaran sebesar 5,5 cUS$ per kWh, penawaran Adaro Power dan Total Eren disebut-sebut sebagai merupakan yang terendah dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia menurut catatan PLN.
Menurut rencana, PLTB Tanah Laut bakal memiliki kapasitas 70 MW. PLTB tersebut dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10 MWh ini ditargetkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan pada tahun 2024.
Usai ditunjuk sebagai pemenang tender, konsorsium Adaro Power dan Total Eren telah menandatangani Surat Penunjukan (Letter of Intent) dengan PT PLN (Persero). Lewat surat penunjukan tersebut, konsorsium AP dan Total Eren telah ditetapkan sebagai pengembang pembangunan proyek PLTB Tanah Laut.
“Setelah penandatanganan Letter of Intent, tahap selanjutnya adalah penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) kemudian Financial Close dalam 6-12 bulan ke depan dan setelah itu dimulai konstruksi,” tutur Dharma.
Dharma menegaskan, Adaro aktif mencari dan memperluas portfolio proyek Energi Terbarukan untuk mendapatkan bauran energi yang seimbang dengan terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan. Ia juga memastikan bahwa Adaro terus menjajaki pengembangan proyek EBT di group Adaro sendiri.
“Adaro juga terus mempelajari berbagai sumber energi terbarukan seperti biomassa, tenaga angin, dan panel surya, untuk mendiversifikasikan bauran energinya dan mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender, selain tentunya menjalankan green initiative jangka panjang melalui pengembangan kawasan industri hijau Kaltara yang proyek pertamanya adalah smelter aluminium,” imbuh Dharma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News