Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek minuman sachet cokelat yang manis mendorong PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) untuk memperkuat produknya di pasaran. Produsen food & beverages ini tak segan bersaing dengan banyak kompetitor.
Seperti yang diketahui, perseroan memiliki beberapa brand di sachet misalnya GOOD mempunyai merek Chocolatos sementara di minuman ringan ada Clevo. Dian Astriana, Head of Corporate Communication GOOD bilang prospek penjualan minuman ringan di Indonesia semakin meningkat, khususnya produk olahan cokelat.
Produk minuman kategori ini, menurut Dian, semakin ekspansif dan pemainnya juga tidak hanya diramaikan oleh kalangan UKM saja namun industri skala besar juga berpartisipasi pada kategori ini.
Baca Juga: Pelaku industri pengolahan kakao keluhkan keterbatasan pasokan bahan baku
"Cokelat dapat diolah untuk menghasilkan aneka varian produk mamin lainnya selain biskuit yang telah mainstream untuk saat ini. Sehingga peluang mengembangkan pasar masih terbuka luas," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/9).
Selain itu, lanjut dian, tren konsumsi produk tersebut didukung oleh banyaknya penelitian dan lifestyle konsumen menjadikan minuman cokelat sebagai gaya hidup di semua generasi. Bicara soal prospek produk minuman sachet ini, perseroan optimistis pertumbuhan segmen tersebut sekitar 10% di tahun ini.
Mengulik laporan keuangan perseroan, sampai semester-I 2019 penjualan tercatat Rp 4,27 triliun atau tumbuh 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4,02 triliun. Segmen penjualan makanan ringan (snack) mendominasi bisnis GOOD sebanyak 85% atau senilai Rp 3,65 triliun.
Dari segi pertumbuhan, segmen makanan ringan tumbuh sekitar 4,5% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,49 triliun. Sedangkan pertumbuhan di segmen minuman meningkat dobel digit hingga 15,2% di periode tersebut.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan hari ini
Dari Rp 535,99 miliar di semester-I 2018 menjadi Rp 617,73% di semester-I 2019, meski porsinya hanya 15% dari total penjualan paruh pertama tahun ini. Adapun beban pokok penjualan GOOD sepanjang enam bulan pertama 2019 terkerek 8,8% yoy menjadi Rp 2,94 triliun.
Sehingga laba kotor yang diperoleh perusahaan tercatat Rp 1,32 triliun di kuartal kedua tahun ini, tergolong stabil dengan perolehan yang sama di kuartal kedua tahun lalu.
Hanya saja beban penjualan merangkak naik 5,4% yoy menjadi Rp 712 miliar di semester-I 2019. Sehingga laba bersih GOOD tergerus 5,4%, dari Rp 218,22 miliar di semester-I 2018 menjadi Rp 230,86 miliar di semester-I 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News