Reporter: Venny Suryanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih dibayangi permasalahan keuangan. Di tengah beban utang yang menumpuk, opsi restrukturisasi utang menjadi pilihan yang dijalankan, terutama dengan kreditur yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah.
Adapun langkah itu menjadi salah satu yang dilakukan lantaran adanya tekanan kinerja usaha dari imbas pandemi Covid-19. Dengan langkah itu, maka GIAA pun yakin masih mampu menyelamatkan bisnis dan kinerja keuangannya. Dalam catatan Kontan.co.id, restrukturisasi utamanya dilakukan terhadap para lessor atau terkait dengan penyewaan pesawat.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, sampai saat ini rencana restrukturisasi bisnis usaha Garuda Indonesia masih dalam proses finalisasi lebih lanjut bersama dengan konsultan yang telah ditunjuk oleh Garuda Indonesia.
“Proses restrukturisasi tentunya memperhatikan aspek keberlangsungan usaha Perusahaan secara jangka panjang guna menjadikan Garuda Indonesia lebih sehat dan adaptif di tengah persaingan industri penerbangan yang akan semakin kompetitif ke depannya,” kata Irfan kepada Kontan.co.id, Minggu (8/8).
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) mencatat keterisian kargo tumbuh 75% hingga Juni 2021
Sementara itu, komunikasi intensif terus dijalin bersama dengan berbagai pihak di antaranya pihak lessor terkait dengan proses negosiasi harga dan masa kontrak pesawat Garuda Indonesia. Serta menyusul adanya rencana untuk fokus terhadap pasar domestik sebagai langkah perbaikan kinerja.
“Selain itu bersama dengan kreditur perbankan juga tengah membahas restrukturisasi utang jangka panjang dalam pemenuhan kewajiban Garuda Indonesia,” pungkas Irfan.
Baca Juga: Turbulensi industri penerbangan berlanjut, maskapai masih aktifkan survival mode
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News