Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Tak butuh waktu lama untuk melego bekas rute Tigerair Mandala yang berhenti terbang sejak 1 Juli 2014. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan minat pada rute bekas maskapai milik Grup Saratoga tersebut. Namun, maskapai penerbangan plat merah ini tak mau asal comot rute.
Perusahaan berkode saham GIAA ini hanya mau mengambil rute yang dianggap menguntungkan. "Jika ada rute yang bisa memperkuat jaringan Garuda, kami pasti tertarik," terang Erick Meijer, Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia, kemarin (1/7).
Sayangnya, Garuda Indonesia belum bisa bicara banyak perihal ekspansi penambahan rutenya kali ini. Alhasil perusahaan ini belum bisa menentukan rute bekas milik Tigerair Mandala mana, yang mereka minati.
Yang jelas, selain mendukung jaringan terbang Garuda, manajemen mensyaratkan untuk mempertimbangkan waktu penerbangan di bandar udara pada rute yang mereka incar. "Misalnya waktu penerbangan (takeoff) dan waktu pendaratan (landing). " Jadi perlu evaluasi secara detail," ujar Erick.
Sikap Garuda Indonesia yang menyatakan berminat membeli rute bekas Tigerair Mandala ini otomatis menepis sanggahan perusahaan ini sebelumnya. Sebelumnya, pada 26 Juni 2014, manajemen Garuda Indonesia masih menanggapi dingin tawaran dari Kementerian Perhubungan (Kemhub) yang ingin melelang rute Tigerair Mandala.
Kala itu, Ikhsan Rosan, Head Corporate Communication Garuda Indonesia kepada KONTAN menyatakan, Garuda Indonesia belum berencana mengisi rute Tigerair. Pertimbangannya, perusahaan ini sudah menerbangkan pesawat di rute yang sama dengan rute milik eks Tigarair Mandala. "Jumlah frekuensi juga lumayan banyak," ucap Ikhsan.
Alih-alih mengincar rute Tigerair Mandala, Garuda Indonesia memilih fokus menggarap pasar di Indonesia timur dengan mengoperasikan armada ATR 72-600.
Kinerja tak mendukung
Menteri Perhubungan E.E Mangindaan menegaskan perihal niat Garuda Indonesia yang tengah mengincar rute bekas Tigerair Mandala tersebut. "Yang siap masuk adalah Garuda Indonesia. Kalau Lion Air masih lihat dulu," terang Mangindaan.
Meski sudah ada calon peminang, Mangindaan mengatakan bahwa Kemhub masih memberikan kesempatan kepada Tigerair Mandala selama 60 hari jika ingin kembali mengoperasikan rutenya. Selain tenggat waktu tersebut, pasca tutup lapak, Tigerair Mandala masih menyisakan izin penerbangan atau air operator certificare (AOC).
Nah, izin penerbangan inilah yang masih bisa dimanfaatkan oleh para calon peminang rute penerbangan maskapai tersebut. Mangindaan menyatakan, setelah Lebaran, instansinya akan membahas lebih lanjut kepastian mengenai nasib rute penerbangan Tigerair Mandala.
Garuda Indonesia memang belum membeberkan perkiraan biaya yang mungkin harus dikeluarkan untuk memungut rute eks Tigerair Mandala. Hanya, jika menilik catatan keuangan, kinerja perusahaan ini masih jauh dari memuaskan. Di kuartal I-2014, kas dan setara kas US$ 247,69 juta. Jumlah ini melorot 47,88% dibandingkan kas dan setara kas di akhir 2013 yang masih tercatat US$ 475,26 juta.
Garuda Indonesia juga menanggung utang US$ 1,94 miliar di tiga bulan pertama tahun ini. Utang ini naik jika dibandingkan utang di akhir 2013 yang sebesar US$ 1,84 miliar. Perusahaan ini juga masih mencatatkan kerugian di kuartal I-2014 sebesar US$ 151,41 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News