Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memperluas pasar. Maskapai pelat merah tersebut menyodorkan layanan baru yakni penerbangan kelas sub ekonomi atau yang mereka sebut dengan economy basic. Harga tiket 15%-20% lebih murah ketimbang tiket kelas ekonomi.
Target pasar penerbangan kelas subekonomi yakni penumpang milenial yang hobi plesir. "Ini kami harapkan dapat mengakomodir demand market pengguna jasa kelas ekonomi yang mengedepankan konsep traveling value for money," kata Nina Sulistyowati, Direktur Niaga Domestik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Senin (28/5).
Selain memperluas pasar, tujuan Garuda Indonesia adalah memanfaatkan kursi kosong dari setiap penerbangan. Asal tahu, penerbangan kelas sub ekonomi hanya akan memanfaatkan pesawat ATR 72-600 dan Bombardier CRJ 1000. Rata-rata keterisian penumpang dua jenis pesawat tersebut antara 70%–80%.
Oleh karena hanya memanfaatkan sisa kursi, maksimal kursi kelas penerbangan sub ekonomi hanya 12 untuk setiap penerbangan dengan dua jenis pesawat tadi. Penumpang kelas tersebut juga tak mendapatkan layanan priority check in, priority baggage, lounge access dan tidak bisa memesan kursi.
Garuda Indonesia yakin, kelas sub ekonomi tersebut tidak akan mengambil ceruk low cost carrier (LCC) yang selama ini digarap oleh anak perusahaan PT Citilink Indonesia. "Tidak menganibal karena economy basic rutenya beda dengan Citilink," ujar Pahala N. Mansury, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Saat ini Garuda Indonesia (GIAA) memiliki 16 pesawat ATR 72-600 dengan kapasitas 72 kursi dan 18 pesawat Bombardier CRJ dengan kapasitas 96 kursi. Kedua jenis pesawat itu menerbangi sebanyak 22 rute.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News