kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,46   7,13   0.79%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gasifikasi PLTD disebut terganjal data kebutuhan gas dan keekonomian, ini kata PLN


Minggu, 31 Januari 2021 / 16:43 WIB
Gasifikasi PLTD disebut terganjal data kebutuhan gas dan keekonomian, ini kata PLN
ILUSTRASI. Karyawan PLN sedang memantau PLTD Lueng Bata Aceh


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) menegaskan program gasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk mengkonversi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis High Speed Diesel (HSD) menjadi gas terus berjalan.

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN Agung Murdifi mengatakan bahwa pihaknya menjalankan program tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 13 Tahun 2020. "Pada prinsipnya masih on progres," kata Agung kepada Kontan.co.id, Minggu (31/1).

Sebelumnya diinformasikan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyampaikan bahwa program gasifikasi PLTD ini terganjal oleh keterbukaan data atas kebutuhan gas. Padahal, volume kebutuhan gas sangat terkait dengan faktor komersial atau keekonomian proyek tersebut.

Baca Juga: Kadin: Suku bunga kredit jadi masalah investor dalam negeri

Mengenai hal itu, Agung menyampaikan bahwa jumlah pembangkit yang akan digasifikasi akan disesuaikan dengan kebutuhan di setiap lokasi. Dia pun mengklaim, PLN sudah menyampaikan data kebutuhan gas kepada PGN. "Namun data tersebut tentu perlu di-review bersama antara PLN dan PGN untuk melihat kelayakan keekonomiannya," sambung Agung.

Dia menyebut, PLN berharap agar program gasifikasi pembangkit ini bisa diakselerasi. Sebab, konversi BBM ke gas ini dapat meminimalkan ketergantungan konsumsi pembangkit PLN terhadap BBM, yang mana sebagian besar masih diadakan melalui impor.

"PLN sangat berharap agar program gasifikasi bisa dipercepat, baik untuk pembangkit yang sudah operasi maupun pembangkit yang saat ini dalam tahap konstruksi, agar bisa secara paralel disiapkan infrastruktur gasnya oleh PGN," kata Agung.

Program ini diharapkan bisa meningkatkan penggunaan energi berbasis domestik pada ketenagalistrikan. "Ini untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Kami akan dorong potensi lokal yang ada," imbuh Agung.

Mengenai jumlah pembangkit yang akan digasifikasi, Agung kembali menegaskan bahwa hal itu bisa bertambah atau pun berkurang. "Tergantung pada kebutuhan kelistrikan di setiap lokasi pembangkit," pungkas dia.

Baca Juga: Pertamina jadikan fuel terminal Samarinda titik suplai baru Pertamax Turbo

Dalam Kepmen ESDM No. 13/2020, terdapat 52 pembangkit yang akan digasifikasi. Namun, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, jumlah pembangkit ada penyesuaian.

Sebelumnya, ada 4 pembangkit yang mengalami perubahan pola operasi sehingga diusulkan untuk dibatalkan, Lalu, ada 7 pembangkit yang diusulkan masuk ke dalam program gasifikasi tersebut. Sehingga, saat ini jumlah pembangkit yang direncanakan untuk gasifikasi bertambah dari 52 menjadi 55 pembangkit.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Utama PGN Suko Hartono mengungkapkan, proyek konversi PLTD menemui kendala terkait jumlah kebutuhan volume gas. Selain itu, data yang disampaikan oleh PLN dinilai tidak memenuhi keekonomian proyek konversi PLTD.

"Proyek konversi ini memang masih jadi kendala lebih ke komersialnya. Pemanfaatan gas sangat jauh angkanya. Ini yang kami rasa perlu keterbukaan teman-teman PLN," kata Suko dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI yang digelar Rabu (27/1).




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×