Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Sesuai penugasan PGN diharuskan memasok kebutuhan gas dan infrastruktur gas proyek. Sayangnya, keterbukaan PLN soal kebutuhan gas yang sebenarnya dari tiap pembangkit dinilai tidak sesuai.
Suko mencontohkan, PLTD berkapasitas 120 MW disampaikan oleh PLN kebutuhan gasnya hanya sekitar 2 BBTUD sampai 3 BBTUD. Jumlah ini dinilai tidak masuk dalam perhitungan secara keekonomian. "Saya rasa volumenya perlu dilihat secara terbuka sehingga kami bisa merealisasikan hal ini," ujar Suko.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar mengatakan bahwa pihaknya sedang membangun infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) untuk gasifikasi pembangkit. Untuk tahap I direncanakan ada 30 pembangkit.
Baca Juga: ESDM menjawab tudingan aktivitas pertambangan biang keladi banjir Kalimantan Selatan
PLTD yang telah digasfikasi terletak di Sorong, dan pada tahun ini akan menyusul PLTD di Nias dan Tanjung Selor. Dalam pembangunan infrastruktur LNG, Syahrial menegaskan bahwa kepastian volume menjadi parameter yang sangat penting dalam menentukan skema logistik dan faktor biaya.
Dia mengakui penghitungan keekonomian menjadi sulit lantaran jumlah volume yang sedikit. Terlebih, pembangkit yang digasifikasi ini digunakan sebagai peaker oleh PLN sehingga kapasitasnya tidak optimal.
"Sehingga kita harus cari terobosan, bagaimana ini bisa jalan. Yang kita lakukan adalah membuat pengelompokkan dari titik-titik yang berdekatan dalam bentuk sebuah klaster," ungkap Syahrial.
Berdasarkan klaster tersebut, diperoleh simulasi dari mana pasokan LNG, ukuran kapal, lama perjalanan hingga kapasitas penampungan (storage) yang dibutuhkan.
Baca Juga: Batubara jadi barang kena pajak, PPN 10% dibayar oleh PLN
Dengan skema tersebut, diharapkan harga gas bisa lebih ekonomis. Sebab, volume gas yang sedikit mengakibatkan biaya infrastruktur yang tinggi. PGN pun masih mencari cara agar harga gas bisa masuk secara keekonomian, termasuk berdiskusi dengan pemerintah.
"Kami akan diskusi juga dengan pemerintah, kira-kira solusinya seperti apa? Apakah nanti akan ada harga khusus? Sehingga bisa masuk, atau seperti apa?" kata Syahrial.
Di sisi lain, PGN pun terbuka untuk mencari mitra dalam membangun infrastruktur gas tersebut. Dengan begitu, diharapkan ada masukan terkait pola supply yang paling optimal. PGN pun akan mengirimkan Request for Information (RFI) dan data terkait demand kepada calon mitra yang berminat. "Baru nanti kami lakukan seleksi mengirimkan RFI dan proses pengadaan sesuai dengan aturan yang ada," ujar Syahrial.