kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.330   3,00   0,02%
  • IDX 7.078   32,76   0,47%
  • KOMPAS100 1.029   7,04   0,69%
  • LQ45 798   2,99   0,38%
  • ISSI 227   2,69   1,20%
  • IDX30 417   1,22   0,29%
  • IDXHIDIV20 491   -0,91   -0,19%
  • IDX80 116   0,75   0,65%
  • IDXV30 119   0,88   0,75%
  • IDXQ30 135   -0,50   -0,37%

Gelombang PHK Berlanjut TikTok Shop Rumahkan Ratusan Karyawan, Alarm Bagi Ekonomi RI?


Senin, 02 Juni 2025 / 18:53 WIB
Gelombang PHK Berlanjut TikTok Shop Rumahkan Ratusan Karyawan, Alarm Bagi Ekonomi RI?
ILUSTRASI. Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia membagikan sederet tips yang bisa diikuti masyarakat agar rumah tetap aman saat ditinggalkan mudik.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlanjut hingga Juni 2025. Terbaru, PHK massal terjadi di sektor e-commerce, menimpa unit bisnis milik ByteDance Ltd, TikTok Shop.

Mengutip laporan Bloomberg pada Senin (2/5), TikTok Shop dikabarkan merumahkan ratusan karyawan di Indonesia. PHK ini dilakukan sebagai bagian dari langkah efisiensi biaya usai perusahaan tersebut resmi bergabung dengan Tokopedia pada tahun 2024.

Pengurangan jumlah tenaga kerja tersebut mencakup berbagai divisi, antara lain logistik, operasional, pemasaran, dan pergudangan.

Baca Juga: Program Creators Lab Tokopedia dan TikTok Shop Dorong Perilaku #BelanjaAman

Menanggapi fenomena ini, Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi menyatakan bahwa PHK massal di industri e-commerce merupakan dampak dari kondisi perekonomian nasional yang sedang melemah.

"PHK ini terjadi karena ekonomi Indonesia sedang tidak dalam kondisi baik. Efisiensi di tingkat pemerintahan, tekanan geoekonomi global, serta melemahnya daya beli masyarakat turut menjadi faktor yang memaksa pelaku industri e-commerce untuk memangkas biaya demi bertahan," jelas Heru kepada *Kontan.co.id*, Senin (2/5).

Ia menambahkan, fenomena ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah untuk mengambil langkah konkret guna menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan sektor e-commerce, termasuk dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Juga: TikTok Melebarkan Ekspansi di Benua Biru dengan Layanan TikTok Shop

"Ini merupakan alarm bagi seluruh pelaku e-commerce. Pemerintah harus menjamin bisnis tetap berjalan dan bertumbuh, karena kita tahu e-commerce memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional," tegasnya.

Heru juga berharap bahwa PHK menjadi langkah terakhir dalam proses efisiensi dan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

"Kalaupun harus dilakukan, sebaiknya mengikuti aturan dan memberikan kompensasi yang layak atau *golden handshake* kepada karyawan yang terdampak," tutup Heru.

Sementara itu, Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Patrick Walujo, enggan memberikan komentar terkait isu PHK di TikTok Shop. Saat ditemui dalam acara peluncuran "Sahabat AI" di Museum Nasional, ia hanya menjawab singkat, "Sahabat AI aja," sembari melanjutkan langkahnya.

Baca Juga: Saat Black Friday, Pembeli Tiktok Shop di AS Naik Tiga Kali Lipat

Sebagai informasi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebelumnya menaungi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial. Pada awal 2024, terjadi kesepakatan kemitraan strategis antara TikTok dan Tokopedia, di mana GOTO melepas 75,01% saham PT Tokopedia kepada entitas yang terafiliasi dengan ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok.

Selanjutnya: Strategi Ekspansi Selektif Surya Pertiwi (SPTO) Menghadapi Dinamika Ekonomi 2025

Menarik Dibaca: Hujan di Tangerang, Simak Prakiraan Cuaca Besok (3/6) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×