Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. PT HP Indonesia optimis produk dan solusi yang meluncur tahun ini bisa mendatangkan permintaan tinggi di pasar. Sebab, sejak krisis ekonomi pulih, HP memprediksi banyak perusahaan berniat meningkatkan produktivitas, memperkenalkan produk baru, serta menghemat biaya dalam setahun ke depan. Demi mencapai tujuan tersebut, perusahaan butuh berinvestasi di bidang TI.
"Lewat produk-produk ini kami menargetkan menjadi pemain nomor satu di pasar solusi TI domestik," ujar Presiden Direktur HP Indonesia, Loh Khai Peng.
Lagipula, pasar TI di Asia Pasifik masih terbuka lebar. Loh memaparkan, rata-rata perusahaan Asia Pasifik baru menggelontorkan 26% biaya operasionalnya untuk investasi di bidang TI. Bandingkan dengan perusahaan global yang mengalokasikan 30% biayanya untuk TI. Sebagian besar biaya perusahaan Asia Pasifik, yakni sebesar 45%, dialokasikan untuk biaya operasional sehari-hari.
Pada perusahaan global, biaya operasional sehari-hari hanya memakan porsi sebanyak 30%. Menyusul biaya sistem kritikal pada perusahaan Asia Pasifik memakan 29% dari total biaya. Padahal pada perusahaan global, biaya sistem kritikal mengambil porsi terbesar, bisa sampai 40%.
Melihat situasi ini, HP menawarkan berbagai lini produk dari mulai manajemen server, server, hingga claude service automation (CSA). Loh bilang, layanan CSA HP bisa mendatangkan beragam keuntungan bagi konsumen dari instansi pemerintahan, karena tersambung dengan 1 juta pengguna dan 215 vendor software.
CSA HP juga memudahkan industri perbankan untuk mengelola 1.500 server dan membantu menghemat belanja modal industri perbankan hingga US$ 750.000. Di sisi lain, CSA HP bisa membantu industri telekomunikasi untuk menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News