kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Gencar habiskan stok, Toyota Astra Motor (TAM) tetap agresif di pasaran


Senin, 13 Januari 2020 / 18:48 WIB
Gencar habiskan stok, Toyota Astra Motor (TAM) tetap agresif di pasaran
ILUSTRASI. Toyota Astra Motor (TAM) tetap agresif di pasaran. ANTARA FOTO/Audy Alwi/nz.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stok mobil keluaran tahun lalu alias Nomer Identifikasi Kendaraan (NIK) tahun 2019 dikabarkan mulai menipis, seiring gencarnya kegiatan marketing Agen Pemegang Merek (APM) di awal tahun ini. 

PT Toyota Astra Motor (TAM) misalnya yang melangsungkan 'festival' bertajuk FUNFEST untuk menggalang animo konsumen mobil di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Tahun lalu, penjualan mobil China turun 8,2%

Mohammad Farauk, Marketing Planning General Manager TAM mengatakan bahwa di awal tahun ini seluruh diler Toyota sudah punya beragam program yang menarik minat pelanggan. "Seperti contoh program FUNFEST dengan special installment, special rate, trade in program dan lainnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Lewat berbagai program tersebut TAM bakal menghabiskan stok yang ada di tahun lalu. Sayangnya manajemen tak membeberkan jumlah stok mobil NIK 2019 tersebut.

Sebelumnya manajemen TAM sempat menerangkan perolehan penjualan wholesales sepanjang 2019 sebanyak 333.200 unit dan retail sales sejumlah 332.800 unit. Di tengah pasar yang lesu, perseroan mengaku masih mampu membukukan pangsa pasar sekitar 32% di tahun kemarin.

Baca Juga: Berbeda dengan Depok, berikut sanksi bagi pemilik mobil di DKI yang tak punya garasi

Masuk ke tahun 2020 ini, rata-rata produk Toyota mengalami penyesuaian harga alias naik. Farauk bilang kenaikan disebabkan perubahan cost terutama baik di manufacturing maupun logistik.

Lebih lanjut ia bilang, perubahan harga nya variatif antara 1 juta sampai kurang lebih 30 juta. Adapun rata-rata perubahan nya tak sampai 2% dari harga sebelumnya jadi harapan perusahaan, kenaikan ini tidak memberatkan konsumen dan tetap valuable.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×