kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Generasi milenial berperan penting dalam menerapkan industri 4.0


Minggu, 02 Desember 2018 / 07:51 WIB
Generasi milenial berperan penting dalam menerapkan industri 4.0
ILUSTRASI.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Handoyo .

“Di BCIC sudah ada beberapa alumni yang menjadi pelaku industri kreatif andal di bidangnya, seperti Studio 70. Selain itu, difasilitasi juga untuk menciptakan produk kreatif yang mengangkat kearifan lokal, seperti membuat gamelan,” tuturnya. BCIC atau TohpaTI center ditujukan untuk menjadi wadah yang produktif dalam mencetak SDM kreatif di bidang multimedia, animasi, kriya dan barang seni.

Di hadapan 600 peserta yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa dan pelaku industri kreatif, Menperin pun menekankan, pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci peningkatan produktivitas tenaga kerja. “Kami mengajak pegiat industri kreatif untuk memanfaatkan betul fasilitas di BCIC. Silakan manfaatkan pelatihan, co-working space ataupun inkubator bisnis, tanpa perlu membayar sama sekali,” tandasnya.

Menperin menambahkan, pihaknya juga mendorong kepada pihak swasta untuk membangun inkubasi startup era digital. “Contohnya di Nongsa Batam, kemudian di BSD Serpong juga ada Apple Academy yang menjadi pusat startup dan inovasi pengembangan teknologi digital,” terangnya. Bahkan, pendiri Ali Baba Group akan membangun Jack Ma Institute of Entrepreneur di Indonesia.

Airlangga mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 miliar dollar AS pada tahun 2025. “Ini akan menjadi peluang bagi 17 juta tenaga kerja yang tidak buta terhadap teknoogi digital. Dan, inilah yang kami dorong agar ekonomi digital terus berkembang, sehingga bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kita,” ujarnya.

Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai 100 miliar dollar AS dan total nilai e-commerce sebesar 130 miliar dollar AS. “Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari ‘konglomerasi’ sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, peningkatan produktivitas pada era ekonomi digital juga difokuskan pada kemudahan access to market sektor IKM. Oleh karena itu, program e-smart IKM yang digagas oleh Kemenperin, menjadi platform e-commerce untuk membangun sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace seperti bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, dan Go-Jek Indonesia.

“Saat ini, sudah ada sebanyak 4.925 pelaku IKM yang turut menjual produknya lewat digital platform tersebut. Kami terus gencar mendorong para pelaku IKM untuk lebih meningkatkan produktivitas dan menembus pasar ekspor. Sebab, IKM yang kuat akan menopang perekonomian bangsa,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×