Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Power Indonesia (MPI) membidik peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang dikelola hingga menjadi 5.000 Megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan. Anak usaha dari PT Medco Power International Tbk (MEDC) ini pun akan fokus terhadap transisi energi serta penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk pembangkit yang akan dikelolanya.
Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria, saat ini MPI mengelola dan mengoperasikan 3.796 MW baik lewat pembangkit sendiri (IPP) maupun jasa operasi dan pemeliharaan (O&M). Dia optimistis peningkatan kapasitas jadi 5.000 MW dalam lima tahun ke depan bisa terwujud, seiring dengan gencarnya Medco Power dalam menggarap pembangkit berbasis EBT.
Eka bilang, listrik memegang peran sentral dalam pemenuhan energi. Dengan ekonomi dan industri yang semakin tumbuh pasca covid-19, permintaan listrik berbasis EBT juga akan semakin meningkat. Terlebih, potensi EBT di Indonesia sangat tinggi, dan ada target untuk memenuhi bauran EBT 23% pada tahun 2025.
"Pilar ekonomi dan kehidupan adalah listrik. Kami percata bahwa setelah covid-19 berakhir, pertumbuhan listrik akan kembali naik dan permintaan ke depan akan bersifat clean. Kami akan berfokus di portofolio energi bersih dan terbarukan," kata Eka dalam media gathering yang digelar secara daring, Selasa (8/12).
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) masih berniat ekspansi bisnis di tahun depan
Medco Power pun akan fokus mengembangkan enam jenis energi bersih. Yakni gas/LNG to power, panas bumi, energi surya, energi hydro dan mini hydro, energi angin, hingga masuk ke eksosistem kendaraan listrik (EV). Secara keseluruhan ada empat pilar bisnis Medco Power yakni gas to power, geothermal, renewables dan O&M services.
Eka membeberkan, dari sisi panas bumi, Medco Power saat ini memiliki tiga proyek. Pertama, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Sarulla dengan kapasitas 330 MW. Kata Eka, PLTP dengan kontrak tunggal terbesar di dunia ini akan terus dikembangkan ke fase berikutnya.
Kedua, PLTP Ijen dengan kapasitas 2 x 55 MW yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan eksplorasi. Targetnya bisa beroperasi komersial (COD) untuk unit 1 pada tahun 2024 dan untuk unit 2 pada 2026.
Proyek panas bumi yang ketiga adalah Bonjol dengan potensi kapasitas 60 MW. "Kami tetap terus mencoba mencari aset-aset baru yang bisa dikembangkan," ujar Eka.
Proyek pembangkit energi terbarukan lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) alias solar PV. Ada dua proyek besar yang sedang digarap Medco Power.
Pertama, solar PV di Bali dengan kapasitas 2 x 25 MW. PLTS ini direncanakan mulai konstruksi pada kuartal III 2021 dan bisa COD pada kuartal IV 2022.
Kedua, solar PV dengan kapasitas 26 MW di Sumbawa, yang akan melistriki operasional PT Amman Mineral Nusa Tenggara, anak usaha MEDC di sektor pertambangan. Eka menyebut, solar PV ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia untuk industri pertambangan.
Menggunakan panel 495 Watt peak (Wp), solar PV tersebut ditarget COD pada kuartal III tahun depan. Selain PLTS di Amman Mineral, Medco Power juga akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Sumbawa.
Tak hanya dari sisi pembangkitan listrik, Medco Power juga menjajaki EV Ecosystem untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik. Targetnya, EC ecosystem Medco Power akan dibangun di Jakarta, Batam dan Bali.
Baca Juga: MEDC tetap prospektif meski merugi