Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Demi menggenjot produktivitas pabrik gula, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana melakukan revitalisasi pabrik gula (PG) di Subang, Jawa Barat. Perusahaan pelat merah itu pun mengundang investor untuk kerjasama operasi (KSO).
Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo bilang, perusahaannya sudah membuka beauty contest beberapa waktu lalu, namun hanya dua calon investor yang berminat, yaitu Olam International asal Singapura serta MSM Malaysia Holdings Berhad asal Malaysia.
"Saat ini, kami adakan beauty contest lagi dan terbuka bagi siapapun," ujar Didik kepada KONTAN, Senin (2/5).
Didik menjelaskan, perusahaannya mengundang investor karena revitalisasi butuh pendanaan yang tidak sedikit. Sayang, dia tidak menyebut estimasi kebutuhan dananya.
"PG tersebut merugi lima tahun berturut-turut. Target kami tahun ini yang penting bisa menutup kerugian dan membayar hutang," ujarnya.
Sebagai informasi, RNI mengoperasikan delapan pabrik gula. Didik bilang, apabila KSO PG Subang berjalan sukses, akan menjadi percontohan untuk revitalisasi tujuh PG lainnya.
Dari delapan PG tersebut, RNI membidik produksi gula konsumsi sebanyak 361.000 ton tahun ini. Target tersebut tumbuh dari realisasi produksi sebanyak 323.000 ton tahun lalu.
Setiap tahun, RNI menyerap 5,5 juta ton–6 juta ton tebu yang berasal dari tebu rakyat sebesar 70%–80% dan sisanya dari perkebunan sendiri. Perkebunan RNI saat ini kurang lebih seluas 16.000 hektare (ha).
Seperti diketahui, RNI bersama dengan perusahaan BUMN gula lain seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan PTPN XII menargetkan bisa memproduksi gula konsumsi sebanyak 1,6 juta ton. Adapun target produksi gula konsumsi secara nasional mencapai 2,6 juta ton.
Sementara itu, untuk menunjukkan keseriusannya, Co-Founder dan CEO Group Olam International Sunny George Verghese menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis (28/4), pekan lalu.
Seperti dikutip dari situs resmi wakil presiden, Verghese menyambut baik langkah pemerintah yang telah mengeluarkan paket kebijakan di bidang ekonomi dengan menetapkan Daftar Negatif Investasi (DNI), sehingga partisipasi swasta sangat dimungkinkan.
"Kami dalam tahap pembicaraan dengan RNI untuk menjajaki kerjasama di bidang industri gula dan mencari lahan pertanian yang baik di Subang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News