Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Tak lama lagi, produsen komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk, anak usaha Grup Astra akan memiliki lini bisnis baru melalui PT Bridgestone Astra Indonesia (BSAI). Anak usaha tersebut merupakan hasil joint venture dengan Bridgestone Corporation asal Jepang.
Saat ini, BSAI sedang merampungkan pembangunan pabrik peredam anti getar atau anti-vibration untuk kendaraan otomotif. Pabrik tersebut dibangun di Purwakarta, Jawa Barat.
"Kemajuan pembangunan pabrik sudah 90%," kata Hamdani Dzulkarnaen Salim, Presiden Direktur Astra Otoparts kepada KONTAN, Senin (23/5).
Hamdani menjelaskan, produk hasil pabrik BSAI nantinya bisa digunakan untuk kendaraan roda dua, roda empat atau lebih. Beberapa merek mobil yang bakal menggunakan produk BSAI tersebut adalah Daihatsu, Toyota, Nissan, Suzuki, dan Hino.
Soal volume produksi, AUTO mempersiapkannya kapasitas 6 juta pieces per tahun. Jika nanti beroperasi, pabrik akan diprioritaskan untuk melayani pesanan untuk pasar dalam negeri.
Jika tak ada rintangan, proses pembangunan pabrik BSAI rampung Juli mendatang. Tahap awal, pabrik beroperasi secara komersial dengan skala produksi terbatas. Hamdani bilang, produksi secara maksimal baru bisa dilakukan Oktober 2016.
Perlu diketahui, BSAI resmi berdiri pada 6 Agustus 2015 lalu. Astra Otoparts menggenggam kepemilikan saham 49% dari modal disetor senilai Rp 56,4 miliar. Total investasi yang ditanamkan di BSAI mencapai Rp 174 miliar.
Sementara Bridgestone, menguasai mayoritas saham atau 51%. Asal tahu saja, Bridgestone merupakan salah satu perusahaan ban dan karet terbesar dunia. Korporasi raksasa yang berpusat di Tokyo ini memiliki 170 fasilitas manufaktur di 26 negara.
Laba naik
Adapun BSAI merupakan salah satu usaha diversifikasi bisnis Bridgestone yang dipersiapkan di Indonesia. Akan tetapi, ini bukan kali pertama Bridgestone bersentuhan dengan Astra Otoparts.
Merujuk laporan keuangan Astra Otoparts per 31 Maret 2016, Bridgestone merupakan prinsipal luar negeri yang telah meneken perjanjian royalti dan bantuan teknik dengan Astra Otoparts melalui PT Indokarlo Perkasa.
Perjanjian tersebut diteken sejak Maret 2011 tersebut jatuh tempo pada Maret 2018 mendatang.
Terlepas dari kerjasama dengan Bridgestone tersebut, dalam tiga bulan pertama tahun ini, PT Astra Otoparts Tbk mencatat penjualan Rp 3,12 triliun atau naik 8,71% ketimbang penjualan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,87 triliun.
Pada periode yang sama, emiten berkode saham AUTO tersebut mengantongi kenaikan laba 42,33% menjadi Rp 112,47 miliar ketimbang laba periode yang sama tahun 2015 senilai Rp 79,02 miliar.
Kenaikan penjualan AUTO terletak pada kepiawaian manajemennya menyeimbangkan porsi penjualan untuk after sales dengan equipment manufacturer (OEM) untuk pabrikan yang sedang lesu.
Saat penjualan lesu, AUTO mengandalkan penjualan untuk after sales yang mendapatkan dukungan oleh tiga pilar pasar, yakni pasar domestik, pasar ekspor, dan pasar direct untuk ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News