Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kabar menggembirakan datang dari sektor kelapa sawit. Bisnis komoditas andalan Indonesia ini sempat redup di tahun lalu, baik dari segi harga maupun permintaan. Tahun ini, permintaan ekspor Crude Palm Oil (CPO) olahan diperkirakan meningkat dan harganya pun terus membaik.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, jika ada peningkatan permintaan ekspor CPO olahan di tahun ini. Target ekspor CPO olahan tahun 2017 sekitar 18,35 juta ton. Jumlah ini meningkat sekitar 10% dibanding realisasi ekspor tahun lalu, yakni 17,9 juta ton.
"Olahan CPO yang banyak peminatnya di pasar ekspor, yaitu refind oil dan oleo-chemical oil," terang Sahat pada KONTAN, Selasa (14/3).
Ia menjelaskan jika refined oil kerap dibutuhkan oleh industri makanan dan bahan makanan. Sedangkan oleo-chemical oil dibutuhkan oleh industri kosmetik dan plastik.
Sahat menegaskan jika Indonesia tak lagi menyasar pasar Eropa. "Saat ini, pasar potensial ada di Timur Tengah dan Asia Tengah. Pasar Eropa terlalu banyak permintaan, tapi tidak mau menaikkan harga," tuturnya.
Sedangkan untuk produk CPO mentah, ada penurunan permintaan ekspor. Pada tahun ini target ekspor sekitar 7,9 juta ton. Sedangkan realisasi ekspor CPO mentah di tahun 2016 sebanyak 8,77 juta ton. "Tren permintaan memang lebih banyak yang CPO olahan. Hal ini juga sudah sesuai dengan program hilirisasi Pemerintah," pungkas Sahat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News