Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Beberapa pebisnis Amerika Serikat mengutarakan ketertarikannya untuk memperluas basis produksi di Indonesia. Beberapa di antaranya juga berniat untuk memulai investasi baru.
Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, yang mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan informasi rencana itu saat menggelar pertemuan dengan para pemimpin perusahaan alias Chief Executive Officer (CEO) asal Indonesia dan Amerika Serikat (AS), Minggu (13/11) waktu setempat.
Pengusaha Indonesia dan AS yang hadir pada APEC CEO Summit 2011 di Honolulu Hawaii itu saling menyampaikan ketertarikan menjalin kerja sama bisnis antarnegara.
Pada perhelatan itu, CEO beberapa perusahaan seperti Procter & Gamble (P&G) dan Marvell Technology Group Ltd. menyampaikan konsep bisnis dan investasinya pada pemerintah di Indonesia. P&G, misalnya, akan mendirikan pabrik perlengkapan bayi. Sementara Marvell, sebuah perusahaan semi konduktor terbesar ketiga di dunia, berniat mendirikan pusat desain untuk semi konduktor di Indonesia.
Sehari sebelumnya (12/11), Gita mengaku, bertemu Frank Mars. CEO Mars itu menuturkan bakal mendirikan pabrik pengolahan biji cokelat menjadi cokelat di Indonesia pada 2012. Rencananya, Frank Mars akan mengembangkan energi ramah lingkungan menggunakan rumput laut.
Rumput laut yang akan digunakan itu rencananya akan dibeli dari Sulawesi dengan harga yang cukup baik oleh Mars. "Kerja sama pengembangan energi ramah lingkungan ini diharapkan akan berdampak positif bagi kesejahteraan petani rumput laut di Sulawesi," katanya dalam siaran pers yang diterima KONTAN, kemarin (15/11). Saat ini, perusahaan itu tengah menggelar penelitian terkait pengembangan energi ramah lingkungan di Phoenix University.
Selain pertemuan dengan para CEO perusahaan, Gita pun berdiskusi dengan CEO Bank Export Import Amerika Fred Hochberg. Pada pertemuan itu, Gita meminta Exim Bank berperan dalam mendanai proyek infrastruktur di Indonesia.
Investasi itu tak hanya terfokus di Jakarta, tapi juga di Kalimantan untuk mendanai proyek pengolahan sumber daya alam, proyek industri Surabaya, dan proyek panas bumi di Sumatera.
Ternyata selain pembahasan tawaran untuk berinvestasi, Indonesia mendapat kesempatan mengirimkan orang potensialnya untuk magang dan mendapat pelatihan di kantor pusat Bank Exim di Washington DC. Program itu akan memberikan pelatihan terkait cara kerja serta program yang dimiliki Exim Bank.
Program tersebut merupakan kegiatan rutin pengembangan kapasitas Exim Bank yang biasanya dilakukan selama dua minggu setiap tiga bulan sekali. "Saya akan segera mengirimkan orang-orang yang berpotensi untuk belajar teknis trade financing di Exim Bank," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News