Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Informasi anggota teroris ISIS telah menyusupi Gojek merebak. Katanya, makanan yang diantar oleh Go-Food telah diberi racun oleh ISIS yang menyamar sebagai mitra.
Merasa dirugikan, Gojek akhirnya melaporkan informasi tersebut ke Polda Metro Jaya. Pasalnya, informasi tersebut merupakan hoax dan sangat merugikan.
"Kami dan seluruh mitra sangat dirugikan akibat beredarnya hoax itu,” ujar Vice President Corporate Affairs Gojek, Michael Reza Say dalam keterangan resmi, Kamis (17/5).
Hoax yang menyebar melalui aplikasi Whatsapp itu membuat mitra Gojek terganggu dan teraniaya haknya untuk bisa bekerja dengan tenang menghidupi keluarganya.
Di sisi lain, kenyamanan konsumen dan Gojek sebagai korporasi juga terganggu. ”Sejauh ini memang belum ada dampak pada permintaan layanan, tapi kalau dibiarkan terus menerus bisa berdampak,” imbuhnya.
Guru Besar Ekonomi Keuangan IPMI International Business School, Roy Sembel menilai, langkah pelaporan itu sudah tepat. Menurutnya, Laporan Gojek ke Polda secara jangka menengah dan panjang, untuk pembelajaran bagi masyarakat dalam menyikapi sesuatu yang bersifat hoax.
Bukan sekadar mencari hukuman, tapi juga bertujuan untuk menjaga bisnis perorangan atau perusahaan dari perbuatan serupa. ”Dari hal-hal atau perbuatan dan informasi hoax,” Roy.
Seperti diketahui, Go-Jek hari ini mendatangi Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya terkait beredarnya hoax yang menyebut anggota organisasi radikal gabung ojek online dan meracuni makanan pesanan konsumen.
Gojek sebagai korban telah menyerahkan seluruh bukti dan kronologisnya. Proses selanjutnya menunggu hasil dari tindakan di kepolisian. Gojek perlu untuk mengakhiri dan memastikan terungkapnya pelaku utama beredarnya hoax itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News