Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen merek fesyen global, PT Golden Flower Tbk (POLU) optimistis tarif resiprokal 19% ke Amerika Serikat (AS) tak berdampak pada margin dan laba ke depan.
Produsen merek Calvin Klein dan Ralph Lauren ini melihat, Indonesia justru diuntungkan dengan tarif AS sebesar 19%. Yang mana, Direktur Utama POLU Harry Sutopo mengatakan, angka tersebut masih lebih rendah dibanding tarif AS yang dikenakan di Vietnam.
Kendati, perusahaan ini tetap siaga dengan rencana diversifikasi pasar. “Perusahaan secara bertahap akan meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan adanya rencana perluasan pasar,” kata Harry, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga: Tyeso Resmi Tunjuk PT Usaha Sukses Sentosa Sebagai Distributor Tunggal di Indonesia
Ia membeberkan, pasar yang dibidik adalah Asia Pasifik. Harry bilang perusahaan fokus pada designer brands dengan kuantitas kecil yang menawarkan harga tinggi. “Contohnya adalah Rag & Bonne, Donna Karan, dan lain-lain,” terangnya.
POLU juga mengaku telah mengerjakan merek lokal seperti Benang Jarum menjadi diversifikasi pasar. “Dari sisi profitabilitas, segmen domestik menawarkan keuntungan yang sangat baik untuk jangka panjang. Hal ini juga berkaitan dengan kenaikan tarif impor yang dilakukan pemerintah,” ungkap Harry.
Harry menambahkan, sejauh ini, perusahaan ini telah menggunakan belanja modal untuk investasi ke mesin-mesin garmen yang lebih modern senilai Rp 5 miliar. Sedangkan, alokasi untuk maintenance mesin, gedung, dan lainnya disebut sebesar 5% dari total pendapatan.
“Perusahaan akan terus menerapkan strategi adaptif, mengingat situasi bisnis masih cukup sulit untuk diprediksi,” papar Harry.
Sebagai informasi, pangsa pasar POLU kini mencakup AS sebesar 90%, sedang negara lainnya 10%.
Saat ini, produsen utama perseroan meliputi Calvin Klein, Ralph Lauren, DKNY, Giordani, Tommy Hilfiger, Donna Karan, BCBG Max Azria, Karl Lagerfeld, dan Benang Jarum.
Hingga kuartal III-2025, perusahaan ini membukukan pendapatan Rp 120,68 miliar, naik 16,6% secara tahunan. POLU juga berhasil membalik rugi Rp 264 juta pada 9 bulan pertama tahun lalu menjadi laba sebesar Rp 10,3 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Selanjutnya: Ini Tiga Provinsi dengan Pertumbuhan Pembiayaan Terbesar di Industri Fintech Lending
Menarik Dibaca: Belajar Parenting Zaman Sekarang, Ini Pendekatan Sampoerna Academy untuk Orang Tua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













