kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.769.000   10.000   0,57%
  • USD/IDR 16.585   15,00   0,09%
  • IDX 6.472   236,74   3,80%
  • KOMPAS100 924   40,02   4,53%
  • LQ45 731   34,12   4,90%
  • ISSI 200   4,82   2,46%
  • IDX30 385   18,89   5,16%
  • IDXHIDIV20 466   22,10   4,98%
  • IDX80 105   4,49   4,47%
  • IDXV30 110   3,87   3,64%
  • IDXQ30 126   5,57   4,61%

GRASP 2030, Upaya Mendorong Standar Redistribusi Surplus Makanan Nasional


Jumat, 21 Maret 2025 / 12:14 WIB
GRASP 2030, Upaya Mendorong Standar Redistribusi Surplus Makanan Nasional
ILUSTRASI. Warga berbelanja bahan makanan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (9/10/2023). Workshop ini memperkuat mekanisme redistribusi surplus makanan agar dapat didistribusikan secara aman dan bermartabat kepada masyarakat.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) melalui inisiatif Gotong Royong Atasi Susut dan Sisa Pangan  (GRASP) Sebelum Tahun 2030 mengadakan workshop.

Workshop ini bertajuk “Meningkatkan Standar Redistribusi Surplus Makanan” pada Kamis (20/3/2025) di Wyndham Casablanca Hotel, Jakarta. 

Acara ini bertujuan untuk memperkuat mekanisme redistribusi surplus makanan agar dapat didistribusikan secara aman dan bermartabat kepada masyarakat yang membutuhkan.

Standar redistribusi surplus makanan menjadi fokus utama dalam workshop ini. Diskusi melibatkan tujuh organisasi food bank anggota GRASP 2030, perwakilan pemerintah, serta mitra potensial yang akan menandatangani komitmen kerja sama. 

Baca Juga: Inilah 10 Tokoh yang Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional, Ada Siapa Saja?

Pembahasan mencakup praktik terbaik, tantangan di lapangan, serta strategi kolaboratif dalam memperbaiki ekosistem redistribusi pangan di Indonesia. 

WRAP (Waste and Resources Action Programme) dari Inggris turut hadir sebagai mitra global yang berbagi pengalaman terkait standar redistribusi makanan secara internasional.

Berbagai tantangan dalam redistribusi pangan di Indonesia diidentifikasi dalam workshop ini, antara lain keamanan pangan, reputasi brand donor, serta kepatuhan terhadap regulasi. 

Indah Budiani, Direktur Eksekutif IBCSD, menekankan bahwa meskipun ada berbagai kendala, "tujuan utama tetaplah menyelamatkan makanan agar tidak terbuang serta memastikan bahwa pangan yang didistribusikan aman dan layak konsumsi," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (21/3).

Dari sisi pemerintah, Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nita Yulianis, menyoroti pentingnya edukasi publik mengenai hierarki pangan. Ia menegaskan bahwa pencegahan limbah makanan dan donasi makanan harus lebih digaungkan sebagai solusi utama dalam mengatasi sisa pangan.

Baca Juga: Jadi Ketum IKA Unpad, Wamenkop Dorong Mochtar Kusumaatmaja Jadi Pahlawan Nasional

Dalam sesi diskusi, para peserta mengidentifikasi tiga isu utama yang harus diselesaikan dalam redistribusi pangan, yakni keamanan dan kualitas pangan, citra dan reputasi brand donor, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. 

Hasil diskusi ini akan menjadi landasan pembentukan Kelompok Kerja Redistribusi Pangan di bawah GRASP 2030.

Sebagai langkah konkret, IBCSD akan memfasilitasi pembentukan kelompok kerja lintas sektor untuk menyusun panduan standar redistribusi pangan yang dapat diterapkan oleh pelaku usaha, food bank, dan pemerintah. 

Angelique Dewi, Chairwoman GRASP 2030, menyatakan bahwa kelompok kerja ini akan menyusun pedoman praktis dan realistis untuk redistribusi pangan yang lebih efisien dan sistematis.

Workshop ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman dari berbagai organisasi, termasuk Foodbank of Indonesia dan Aksata Pangan Medan, yang memaparkan pentingnya sistem monitoring kualitas makanan dan kebijakan pendukung dalam redistribusi pangan.

Baca Juga: KKP: Susu Ikan Bakal Masuk Menu Makan Bergizi Gratis

Dengan adanya inisiatif ini, GRASP 2030 berharap redistribusi pangan di Indonesia tidak hanya menjadi gerakan sosial, tetapi juga solusi sistemik dalam mengurangi sisa makanan serta meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Selanjutnya: Solusi Sinergi Digital (WIFI) Berencana Terbitkan Obligasi Rp 2,5 Triliun

Menarik Dibaca: Promo Takjil Gorengan Taro Yoshinoya dengan 3 Varian Unik dan Lezat, Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×