Reporter: Maria Elga Ratri, Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski bisnis utama PT Great Giant Livestock (Great Giant) adalah penggemukan sapi, perusahaan ini juga terus menggeluti bisnis pembiakan sapi. Tahun ini, perusahaan milik Grup Gunung Sewu ini berencana untuk melakukan penggantian (replacement) sapi indukan karena sapi-sapi induk milik mereka tak lagi produktif.
Menurut Direktur OPerasional PT Great Giant Didiek Purwanto kebutuhan sapi indukan tahun ini mencapai 1.000 ekor. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan berencana memenuhinya dengan cara mengimpor.
Saat masa produktif, sapi indukan milik Great Giant rata-rata beranak dua hingga tiga kali dalam tiga tahun masa bunting sapi adalah sembilan bulan sampai 10 bulan. Namun, di atas masa produktif yakni lima kali bunting, "Jika ini dilanjutkan, sudah tidak ekonomis," kata Didiek ke KONTAN, Rabu (5/3).
Makanya, perusahaan memutuskan untuk mengganti sapi indukan dengan yang baru. Sedang sapi indukan yang lama akan dijual.
Didiek bilang, awalnya, Great Giant mengembangbiakkan 3.000 ekor sapi indukan di Lampung. Sampai akhir September 2013 lalu, sapi indukan mereka berhasil melahirkan 2.500 ekor anak sapi (pedet) berumur tiga bulan hingga satu tahun. Didiek berharap, dari sapi indukan yang ada saat ini, 70% -80% masih bisa melahirkan anak sapi.
Sayang, Didiek masih enggan mengungkapkan lebih lanjut mengenai rencana penggantian sapi indukan yang sudah tidak produktif, termasuk rencana mengimpor.
Yang pasti, PT Great Giant Livestock memulai bisnis pembiakan sapi sekitar tiga tahun yang lalu. Perusahaan ini bermitra dengan petani atau peternak rakyat.
"Intinya kami mendukung program pemerintah supaya bisnis sapi lokal tumbuh, karena laju pertumbuhan sapi tidak sebanding dengan laju kebutuhan daging," ungkap Didiek.
Dorong impor indukan
Pemerintah memang mendorong importir sapi agar tidak hanya mengimpor sapi bakalan, tapi juga mengimpor sapi indukan. Selain ada nilai tambah, impor sapi indukan bisa mendongkrak populasi sapi domestik.
Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian bilang, beberapa hari yang lalu, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan melakukan pertemuan bilateral. "Disepakati bahwa setiap importir sapi bakalan, juga harus mengimpor 25% dari total impornya berupa sapi indukan," kata Syukur, kepada KONTAN, Kamis (6/3).
Syukur mengakui, Direksi PT Great Giant Livestock juga pernah bertemu dengan Menteri Pertanian Suswono dan menyatakan minatnya untuk mengimpor sapi indukan. "Tapi sejauh ini belum ada usulan pengajuan rekomendasinya," terang Syukur.
Sebelumnya, Syukur pernah bilang dari sekitar 60 perusahaan importir sapi, pada tahun ini, ada dua perusahaan yang mengusulkan rekomendasi impor sapi indukan, yakni PT Berdikari dan PT Sulung Ranch.
Direktur Utama PT Berdikari Libranto El Arief beberapa waktu lalu juga membenarkan kabar ini. Arief bilang, perusahaan yang ia pimpin akan mengimpor 5.000 ekor pada tahun ini.
Perusahaan lain yang juga berniat mengajukan impor sapi indukan adalah PT Santosa Agrindo (Santori) sebanyak 1.000 ekor di pada tahun ini. "Kami akan mengajukan impor sapi indukan di kuartal II-2014," ujar Ignatius Adiwira, Head of Government Relation and Business Development PT Santosa Agrindo, kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News