Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT J Resources Asia Pasifik Tbk terus menancapkan kukunya di sektor pertambangan emas di Tanah Air. J Resources melalui anak usahanya, PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), telah merampungkan feasibility study (FS) atawa uji kelayakan untuk menggelar kegiatan produksi mulai 2016 mendatang.
Edi Permadi, Direktur Utama Gorontalo Sejahtera Mining mengatakan, pihaknya telah mendapat persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan kegiatan produksi di Blok Gunung Pani. "Total sumber daya emas yang ada di blok tersebut mencapai 377.000 ons troi (oz), dan kami targetkan akan dimulai 2016 mendatang," kata dia, Kamis (20/2).
Menurut Edi, setelah FS ini disetujui dalam enam bulan ke depan pihaknya akan mengurus izin analisis dampak lingkungan (Amdal), dan akan dilanjutkan dengan kegiatan konstruksi. Namun, ia belum mau menyebutkan investasi yang disiapkan lantaran harus mendapatkan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham J Resources.
GSM merupakan perusahaan pemegang konsesi kontrak karya (KK) dengan total areal 14.570 hektare (ha) berupa tiga blok tambang emas, yakni Gunung Pani, Bulagidun, dan Bolangitang. Khusus Blok Gunung Pani, luas areal tambangnya sekitar 7.000 ha.
Edi mengatakan, volume produksi emas batangan di Gunung Pani diproyeksikan tidak akan berbeda jauh dari anak usahanya J Resources yang lain, yaitu PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) yakni sekitar 80.000 oz per tahun. "Angka pastinya nanti setelah RUPS, kami perkirakan sama seperti JRBM, sekarang ini kami juga belum bisa mengatakan investasi yang disiapkan," ucapnya.
Menurut Edi, di dalam areal Gunung Pani, tertambang areal tambang lain milik KUD Dharma Tani Marisa seluas 100 ha. Pihaknya bersama koperasi tersebut juga telah membentuk akan usaha PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) untuk menggarap areal tambang tersebut.
Rencananya, kegiatan produksi KUD dan GSM akan diintegrasikan dalam satu pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). "Kerjasama dengan KUD tetap jalan, meskipun ada konflik dengan One Asia, dan kami pun tidak melibatkan diri. Produksi GSM dan KUD akan optimal jika kedua areal tambang kini bisa diintegrasikan," ujar Edi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News