Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT J Resources Asia Pasifik Tbk menyiapkan dana senilai US$ 156 juta untuk pengembangan dua tambang emas. Dua area tambang itu terletak di Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur. Emiten berkode saham PSAB ini menargetkan dua tambang emas itu sudah bisa beroperasi pada akhir 2013 ini.
Edi Permadi, Direktur J Resouces merinci, pihaknya akan menggelontorkan investasi sebesar US$ 82 juta untuk pengembangan tambang emas di Bakan, Sulawesi Utara. "Sedangkan proyek Seruyung, Kalimantan Timur, membutuhkan investasi US$ 74 juta," ujarnya akhir pekan lalu.
Seperti diketahui, anak usaha PSAB, PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) memegang konsesi kontrak karya (KK) seluas 58.150 hektare (ha) di Sulawesi Utara. Adapun, wilayah tambang yang telah berproduksi adalah Lanut. Sedangkan Bakan masih dalam tahap eksplorasi.
Anak usaha lainnya, PT Sago Prima Pratama (SPP) mengantongi izin usaha pertambangan (IUP) di Seruyung, Kalimantan Timur dengan luas area 3.560 ha. Edi bilang, pihaknya belum mengetahui secara pasti potensi produksi emas di kedua tambang tersebut.
Namun, PSAB memproyeksikan kapasitas produksi di Bakan dan Seruyung lebih besar dari kapasitas di tambang Lanut. Adapun saat ini, kemampuan produksi emas di Lanut mencapai 50.000 ons troi per tahun.
Rencananya, PSAB akan menggunakan kas internal dan pendanaan eksternal untuk memenuhi kebutuhan pengembangan tambang tersebut. Mengutip laporan keuangan PSAB per Maret 2013, kas internal perusahaan tersisa US$ 11,38 juta. Sedangkan, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya masih ada US$ 71,69 juta. Edi mengaku, pihaknya tengah mencari pinjaman baru untuk pendanaan alternatif.
November 2012 lalu, melalui anak usahanya, PT J Resources Nusantara, PSAB mendapat kucuran senilai US$ 135 juta dari sejumlah bank. Perusahaan yang awalnya bernama PT Pelita Sejahtera Abadi ini menggunakan mayoritas dana itu untuk proyek Bakan dan Seruyung.
Sepanjang tiga bulan pertama 2013, PSAB membukukan kerugian bersih sebesar US$ 14,89 juta. Di periode yang sama tahun lalu, PSAB bisa mencetak laba bersih senilai US$ 93,94 juta. Sementara pendapatan usaha merosot dari US$ 43,27 juta menjadi US$ 24,19 juta.
Edi menjelaskan, kerugian itu lantaran di awal tahun 2013, area tambang di Penjom, Malaysia, sedang dalam fase pengupasan lapisan baru. "Kami dapat ore (bijih mineral), namun baru akan ditambang pada kuartal tiga dan kuartal empat (2013) ini," kata dia.
Selain itu, lanjut Edi, tambang di Lanut masih dalam tahap proses pengujian geologi untuk fase pengembangan. Alhasil, produksi emas pada kuartal-I 2013 di Penjom hanya sebanyak 6.471 ons troi dan di Lanut sekitar 7.536 ons troi.
Terlebih, harga emas di awal 2013 anjlok cukup dalam. Hal ini tentu mempengaruhi kinerja PSAB. Namun, Edi optimistis, di pengujung tahun 2013 nanti, rapor kinerja J Resources akan kembali membiru.
Asal tahu saja, PSAB mengganti lini bisnis dari jasa boga, ritel, transportasi, dan properti menjadi tambang emas mulai tahun lalu. Perubahan lini usaha tersebut sejalan dengan masuknya investor baru, J&Partners Asia Limited (JPAL) yang kini berganti nama menjadi J Resources Mining Limited (JRML). JRML masuk melalui mekanisme rights issue. JRML menguasai 94,59% saham PSAB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News