Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Di sepanjang tahun lalu GDST turut mencatatkan total aset sebesar Rp 1,78 triliun atau naik sebesar 30% yoy. Adapun kenaikan ini ditopang bertumbuhnya nilai aset lancar dan aset tidak lancar.
Direktur GDST, Saiful Fuad menjelaskan, naiknya aset lancar naik karena perkiraan persediaan bahan baku dan piutang usaha yang tumbuh.
"Persediaan bahan baku naik cukup besar karena manajemen melihat adanya potensi kenaikan kuantitas penjualan serta antisipasi adanya potensi kenaikan harga bahan baku di periode berikutnya," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4).
Baca Juga: Bisnis baja masih tertekan, ini rekomendasi analis untuk Gunawan Steel (GDST)
Lantas untuk piutang usaha naik karena seiring dengan naiknya nilai dan kuantitas penjualan. Kemudian aset tetap bisa tumbuh karena kapitalisasi dari biaya perbaikan bangunan atau mesin serta biaya yang berkaitan dengan pengalihan aset tetap akibat merger pada 2018.
Sedangkan aset tetap dalam penyelesaian terdapat penambahan sebesar Rp 122,8 miliar karena adanya penambahan satu lini produksi steel plate dengan kapasitas 1 juta ton per tahun.
Steel plate yang saat ini sudah mencapai 74,98% dari rencana total nilai investasi. Di sisi lain, GDST juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp 841,2 miliar dan ekuitas sebesar Rp 917,39 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News